TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bina Waria jadi Laki-laki Tulen, Kapolres Aceh Utara Didukung 147 Ormas

Istri Untung Sangaji ikut berujuk rasa

Antara Foto/Irwansyah Putra

Jakarta, IDN Times – Pembinaan terhadap 12 Waria di Aceh Utara berbuntut panjang. Sebab, pembinaan yang dilakukan oleh aparat Polres Aceh Utara itu dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Para Waria itu antara lain dipaksa memakai pakaian laki-laki, rambut mereka diplontos, serta diminta mengeluarkan suara tegas khas laki-laki.

Komnas HAM pun turun tangan. Mereka meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusut anggotanya di Aceh yang diduga melakukan pelanggaran dalam pembinaan terhadap para waria ini.

"Kasus Aceh masuk sebagai contoh dalam isu intoleransi," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulun Hapsaradia kepada IDN Times, Kamis (1/2).

Baca juga: Menjadi Waria di Aceh: Dibina Agar jadi ‘Laki-laki’

1. Polda Aceh bentuk tim investigasi

Antara Foto/Irwansyah Putra

Merespon permintaan Komnas HAM, Polda Aceh langsung membentuk tim investigasi untuk memeriksa Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji.

Sebagai Kapolres, Untung Sangaji dinilai bertanggung jawab terhadap penertiban 12 waria yang dianggap melanggar HAM.

2. Untung Sangaji mendapat dukungan ratusan ormas

Antara Foto/Irwansyah Putra

Namun langkah Untung Sangaji membina para waria mendapatkan dukungan dari puluhan ormas di Aceh. Mereka menggelar unjuk rasa membela Untung di halaman depan Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (2/2).

Aksi ini, menurut acehtimes.id, diikuti tak kurang dari perwakilan 147 ormas. Selain itu istri Untung Sangaji, Dari Untung, juga hadir dalam unjuk rasa ini. Namun ia tidak ikut berorasi.

"Saya bersyukur atas semua dukungan dari saudara kaum muslimin dan ulama kepada suami saya,” kata Dari seperti dikutip dari acehtimes.id.

Baca juga: Waria Dibina Jadi Pria 'Tulen' di Aceh Utara, Komnas HAM Turun Tangan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya