Bantu Hilangkan Trauma, ACT Ikut Dampingi Pengungsi Rohingya di Aceh
ACT juga menyiapkan pangan bagi mereka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aceh Utara, IDN Times - Terdamparnya warga Rohingya di Aceh Utara setelah menempuh pelayaran panjang menggerakkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk terus melakukan pendampingan bagi mereka. Hal ini seperti mendampingi puluhan pengungsi anak Rohingya di bekas Kantor Imigrasi Desa Punteuet, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, yang antusias mengikuti kegiatan pendampingan psikososial.
ACT Lhokseumawe bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan kegiatan tersebut untuk menghilangkan rasa trauma karena mereka cukup lama di lautan lepas. Pendampingan psikososial merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi sindrom pascatrauma di kalangan anak-anak. Metode itu juga tepat untuk pengungsi anak Rohingya guna menyembuhkan psikologis mereka setelah terhempas di tengah lautan yang ganas.
Kepala Cabang ACT Lhokseumawe, Thariq Farline, mengatakan ada cukup banyak anak yang ikut dalam rombongan itu sehingga perlu ada edukasi.
“Tujuan kita membuat aksi ini karena mereka masih dalam usia pendidikan yang harus diberikan edukasi yang sangat cukup. Semenjak kejadian ini, kita berusaha melibatkan mereka agar terus aktif berkegiatan,” tutur Thariq.
1. Kini kondisi pengungsian etnis Rohingya di Aceh lebih nyaman
Ke depannya, aksi-aksi serupa akan terus dilakukan, seperti menggambar maupun mancakrida bersama anak-anak Rohingya di pengungsian. Thariq mengatakan, kini kondisi di tempat pengungsian lebih nyaman dan anak-anak Rohingya sangat cepat dekat dengan para relawan meskipun bahasa menjadi kendala untuk mereka.
“Harapannya juga melalui kegiatan ini, mereka dapat ceria dan kembali ceria seperti anak-anak yang lainnya,” tutur Thariq.
Pendampingan psikososial tersebut baru dapat terlaksana dua hari setelah berada di pengungsian karena mereka harus terlebih dahulu didata oleh pihak imigrasi.