TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPI Pusat Menobatkan Jabar sebagai Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran 

Tangkal hoaks, Pemdaprov Jabar bentuk ‘Jabar Saber Hoaks’

IDN Times/Humas Pemdaprov Jabar

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dinobatkan sebagai Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat.

Penghargaan tersebut diberikan langsung kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada malam puncak Anugerah KPI 2019 di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Rabu (4/12).

"Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi inspirasi bersama," ucap Emil-begitu Ridwan Kamil disapa.

1. Jabar sebagai wilayah pengonsumsi informasi terbanyak di Tanah Air

IDN Times/Humas Pemdaprov Jabar

Emil pun menegaskan bahwa pihaknya dan KPI Daerah (KPID) Jawa Barat sangat kompak mengedukasi dan memproteksi warganya dari sebuah informasi. Warga di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini sekaligus pengonsumsi informasi terbanyak di Tanah Air.

"Kami bersama KPID Jabar sangat kompak, setiap tahun juga kita selenggarakan KPID Sward," kata Emil.

Dukungan dalam bentuk anggaran juga selalu dikucurkan Pemda Provinsi Jabar kepada KPID Jabar setiap tahunnya. Adapun saat ini terdapat 417 lembaga penyiaran yang beroperasi di Jabar. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak di Indonesia sehingga harus dibina betul-betul oleh Pemda Provinsi Jabar bekerja sama dengan KPID Jabar.

"Kami harus membina 417 lembaga penyiaran atau terbanyak se-Indonesia karena warga Jabar adalah pengonsumsi informasi," tutur Emil.

2. Perang melawan berita hoaks menjadi tantangan dalam bermedia

IDN Times/Humas Pemdaprov Jabar

Terkait tantangan dalam bermedia, Emil mengatakan masalah saat ini bukanlah dalam mencari informasi dan memilah informasi, melainkan dalam perang informasi melawan berita hoaks yang hampir setiap hari beredar termasuk di Jabar.

"Masalah di zaman orang tua kita adalah mencari informasi, masalah di zaman saya adalah memilah informasi, dan perang hari ini bukan perang senjata, tapi perang informasi," ucap Emil.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya