Nasib Al-Fatah Usai Ditutup: Masih Ada Niatan dari Warga Transgender
Mereka tetap semangat belajar Quran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Agama pasti mengajarkan kita untuk berbuat baik. Agama ingin kita memahami, menafsirkan dan mempraktikkan ajaran positif yang ada di dalamnya. Namun, kesempatan untuk belajar tersebut justru dibatasi oleh banyak orang. Pembatasan ini bukan hanya pada gender lagi, tapi diskriminasi terhadap transgender.
Seperti yang kita ketahui, pada Februari 2016 kemarin, Pesantren Al-Fatah di Yogyakarta ditutup paksa oleh Front Jihad Islam (FJI). Seperti dilansir Thejakartapost.com, pesantren di wilayah Kotagede ini dikenal sebagai satu-satunya tempat yang mau menerima warga transgender di Yogyakarta.
Saat itu, komandan FJI, Abu Hamdan mengatakan kalau pihaknya ingin meluruskan pesantren yang dianggap 'tidak di jalan yang benar'. Pada pesantren yang terbentuk pada 2008 ini telah didukung oleh Universitas Nahdlatul Ulama di Jepara, Jawa Tengah. Dalam pesantren ini sendiri diterima berbagai kalangan, termasuk transgender.
Baca Juga: Inilah Asyiknya Hidup Para Cewek yang Punya Sahabat Cowok Gay!
Sayangnya, ketika Indonesia masih meributkan masalah Indonesia masih ributkan masalah transgender, dunia mempertanyakan niat mereka untuk tetap belajar Al-Quran.
Al-Fatah untuk belajar Al-Quran.
Al-Fatah memberikan pelajaran membaca Al-Quran dan shalat. Mereka tidak memandang atau membeda-bedakan. Justru FJI sendiri yang menganggap kalau warga transgender harus segera kembali ke 'jalan yang benar'.
Baca Juga: 13 Komentar yang Nggak Perlu Kamu Katakan kepada Kaum Homoseksual