Kementan Gerak Cepat Antisipasi Iklim Ekstrem 2021
Dapat pengaruhi jalannya produksi pangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times -- Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan melakukan gerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrim yang mempengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, antisipasi tersebut sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air dan pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.
"Selama ini kita selalu mempermasalahkan soal cuaca dan hama. Karena itu kita lakukan mapping serta kerjasama dengan BMKG. Yang pasti kita terus bergerak cepat,” kata Mentan SYL, Senin (22/3).
Ia juga berharap mudah mudahan rancangan tersebut bisa berjalan dengan baik dan bukan hanya beras yang terpenuhi tapi komoditas lain juga selalu tersedia.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi Tani, Kementan Perbaiki Saluran Irigasi di Subang
1. Menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama
Lebih lanjut Mentan SYL menjelaskan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun 2021 dengan pendekatan kerja yang harus berjalan efektif dan efisien.
"Pertanian di tahun 2021 itu sudah kita rancang pada tahun 2020, karena itu kita hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapan. Insyaallah cuaca bisa kita kendalikan," katanya.
Tahun ini, beberapa OPT diperkirakan meningkat pada bulan Mei, Juni dan Juli. Yaitu tikus dan penggerek batang yang merupakan OPT yang identik dengan musim kemarau. Tetapi 3 OPT lainnya (WBC, BLAS, dan BLB) juga tetap harus diwaspadai.
"Peringatan FAO terhadap potensi kelangkaan pangan bukanlah karena faktor kekeringan (iklim). Tetapi lebih ke food supply chain yang terganggu. Ini tidak boleh terjadi di negeri ini," tegas Mentan SYL.
Baca Juga: Berpihak ke Petani, Kementan Bertekad Tolak Impor Beras