Langkah Pemerintah Tangani Penurunan Ekspor di Sektor Hutan Produksi
Kehutanan berpotensi tingkatkan perekonomian Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Nilai ekspor kayu olahan Indonesia secara global di posisi teratas masih diduduki Tiongkok, kemudian diikuti Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Korea. Di satu sisi, ekspor hutan produksi membawa kabar buruk bagi perekonomian Indonesia karena penurunan produksi kayu hutan alam. Lantas, apa strateginya? Dalam hal ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar media briefing dengan tema ‘Overview Kinerja Sektor Usaha Kehutanan Tahun 2019 dan Upaya Mendongkrak Investasi dan Ekspor Hasil Hutan Tahun 2020’ di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, (3/1/2020). Pertemuan tersebut dihadiri dua pembicara, yakni Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) PHPL, Bambang Hendroyono dan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia, Indroyono Soesilo.
1. Penurunan produksi kayu hutan alam dan hutan tanaman
Dalam kesempatan tersebut, Indroyono mengatakan produksi kayu hutan alam tahun 2018 mencapai 7 juta m3, sedangkan tahun 2019 hanya mencapai 5,8 juta m3 atau turun 16,3 persen.
“Penurunan produksi hutan alam ini terutama karena berkurangnya permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu, terutama industri panel dan woodworking yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan kayu alam” ungkapnya.
Produksi hutan tanaman juga dikatakannya mengalami penurunan tipis. Pada tahun 2018 mencapai 40 juta m3, sementara di tahun 2019 tercatat 39 juta m3 atau 1,63 persen. Namun, terjadi peningkatan luas penanaman pada hutan tanaman yang cukup signifikan, di mana tahun 2018 hanya mencapai 196 ribu ha, sedangkan tahun 2019 menjadi 297 ribu ha atau meningkat 51 persen.