TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jasa Raharja dan Polri Edukasi Guru Soal Keselamatan Berlalu Lintas

Edukasi diharapkan kurangi angka kecelakaan lalu lintas

Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja, Munadi Herlambang bersama Kapolda Maluku, Irjen Pol. Lotharia Latif (Dok. Jasa Raharja)

Maluku, IDN Times – Jasa Raharja bersama Korlantas Polri menggelar program Pelatihan Guru Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas atau Teacher Pioneer of Traffic Safety, di Manise Hotel, Kota Ambon, Selasa 20 September 2022.  

Acara ini diikuti 60 guru Sekolah Dasar (SD) se-Maluku dan dibuka oleh Kapolda Maluku, Irjen Pol. Lotharia Latif serta dihadiri Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja, Munadi Herlambang serta Kepala Jasa Raharja Cabang Maluku, Hermanus Haurissa.

1. Guru merupakan orang tua siswa di sekolah

Ilustrasi guru (instagram.com/kevinardillova)

Dalam sambutannya, Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja, Munadi Herlambang mengatakan, program Pelatihan Guru Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas, merupakan salah satu kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Jasa Raharja. Guru yang notabene sosok pendidik sekaligus orang tua di sekolah, dinilai memiliki peran penting sebagai agen yang memberi pesan keselamatan berlalu lintas kepada anak didiknya. 

Sebagai sosok yang paling dihormati selain orang tua di rumah, guru diharapkan dapat memberikan pelajaran penting kepada anak didiknya untuk bagaimana berperilaku baik dan benar di jalan raya.

Pendidikan keselamatan berlalu lintas yang ditanamkan sejak dini, juga dapat menumbuhkan semangat tertib berlalu lintas terhadap generasi penerus di masa mendatang. "Selain itu, para murid ini juga diharapkan akan menyampaikan kepada para orang tuannya untuk berkendara dengan baik saat di jalan raya," ujar Munadi.

 

2. 60 persen kecelakaan dialami laki-laki usia produktif

Ilustrasi guru dan siswa (IDN Times/Fadli Syaputra)

Mengapa keselamatan berkendara menjadi penting? Berdasarkan data Kepolisian maupun Jasa Raharja, korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia, 60 persennya adalah laki-laki usia produktif.

Jika terus berlanjut, kondisi ini tentunya akan berdampak buruk terhadap perekonomian keluarga, mengingat peran laki-laki sebagai tulang punggung keluarga. Putusnya rantai ekonomi keluarga kemudian akan berpotensi menimbulkan risiko kemiskinan.

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya