Papua Komitmen Jaga dan Pertahankan “Papua Tanah Damai”
Toleransi menjadi nilai penting di tanah Papua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Masjid ini berdiri kokoh dan tua di Tanah Papua yang mayoritas memeluk agama Kristen. Masjid ini pula menjadi saksi bisu keberagaman dan perbedaan di Papua. Ialah Masjid Tua Patimburak atau bernama asli Masjid Al Yassin yang menyimpan sejarah penyebaran agama Islam di Tanah Papua yang dibangun lebih dari 150 tahun lalu, menjadikannya sebagai masjid tertua di Fakfak sekaligus di Papua Barat dan merupakan salah satu situs cagar budaya di kabupaten penghasil pala tersebut.
Masyarakat Provinsi Papua dikenal sangat majemuk dengan beragam etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan adat istiadat. Namun, dalam kehidupan sosial toleransi antarumat beragama di Bumi Cenderawasih itu dikenal sangat rukun dan damai. Kehidupan antarumat beragama yang kondusif menjadi modal besar untuk membangun Tanah Papua yang lebih sejahtera dan berkeadilan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Juga: Demi Generasi Bebas Stunting, Kominfo Ajak Penuhi Nutrisi Sejak Dini
1. Komitmen Papua sebagai “Tanah Damai”
Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pendeta Hizkia Rollo menegaskan komitmen Papua sebagai “Tanah Damai” agar terus dijaga dan jangan ada satu orang pun yang berusaha merusaknya.
“Papua sudah ditetapkan sebagai Tanah Damai. Kita tidak boleh mengalah pada strategi dan cara apa pun. Apa pun alasan dan kepentingannya, pimpinan agama harus tetap menjadikan Papua Tanah Damai. Kita para tokoh lintas agama menyatakan sikap bahwa damai dan kerukunan adalah harga mati," ujar Hizkia Rollo.
Toleransi kerukunan antarumat beragama di Tanah Papua menjadi nilai penting karena saling menghormati agama yang dianut di setiap masyarakat dengan mengembangkan konsep dasar persaudaraan.
Dari ajaran toleransi, kesadaran warga untuk menghargai, menghormati, membiarkan, dan membolehkan pendirian, pandangan, keyakinan, kepercayaan akan tumbuh. Bahkan, nilai toleransi akan memberikan ruang bagi pelaksana kebiasaan, perilaku dan praktik keagamaan orang lain yang berbeda kepercayaan.
Baca Juga: 2 Ribu Jurnalis Liput G20 di Bali, Kominfo Soroti Media Center