Mandi Junub di Bulan Ramadan, Sebelum Atau Setelah Sahur?
Mandi junub di bulan Ramadan sebaiknya disegerakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Umat muslim di seluruh dunia masih menjalani puasa Ramadan 1442 Hijriah. Puasa Ramadan hukumnya wajib untuk dilaksanakan dan termasuk salah satu rukun Islam.
Puasa tidak hanya menahan haus dan lapar, tapi juga menuntut manusia untuk menahan diri dari nafsu dan godaan mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam. Dengan demikian, selama waktu berpuasa seseorang dilarang untuk makan, minum, dan melakukan aktivitas seksual.
Lantas, bagaimana bila seseorang melakukan aktivitas seksual baik yang disengaja maupun tidak saat bulan Ramadan? Jawabannya adalah seseorang tersebut wajib membersihkan diri terlebih dahulu dengan mandi junub atau mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar sebelum berpuasa.
Dilansir dari nu.or.id, berikut beberapa hal seputar mandi junub di bulan Ramadan yang penting diketahui:
Baca Juga: Millennials, Pernah Mimpi Basah? Nih Doa dan Cara Mandi Junub
1. Manakah yang didahulukan, mandi junub atau langsung sahur?
Saat bulan Ramadan dan seseorang berada dalam kondisi junub, baik disengaja maupun tidak, sejatinya tidak dilarang untuk mengikuti sahur. Seperti disampaikan oleh Syekh Al-Qadli Abu Syuja’ dalam Matn al-Taqrib tentang kegiatan yang dilarang selama junub sebagai berikut:
وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ اّلصَّلَاةُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ وَالطَّوَافُ وَالُّلبْثُ فِي الْمَسْجِدِ
Artinya: Haram bagi orang junub lima hal yakni salat, membaca Al-Qur’an, memegang dan membawa mushaf, thawaf, serta berdiam diri di masjid. (al-Qadli Abu Syuja’, Matn al-Taqrib, Semarang, Toha Putera, tanpa tahun, halaman 11)
Meski demikian, lebih dianjurkan untuk mandi junub terlebih dahulu sebelum makan sahur. Sebab, menjalankan ibadah sahur di tengah kondisi junub dirasa kurang tepat.
Apabila tidak sempat mandi junub terlebih dahulu, dapat dicukupkan dengan terlebih dahulu membasuh kemaluan dan berwudu sebelum sahur. Seperti didukung oleh pendapat berikut:
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:
(وَيُكْرَهُ لِلْجُنُبِ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ وَالنَّوْمُ وَالْجِمَاعُ قَبْلَ غُسْلِ الْفَرْجِ وَالْوُضُوْءِ) لِمَا صَحَّ مِنَ الْأَمْرِ بِهِ فِي الْجِمَاعِ وَلِلْاِتِّبَاعِ فِي الْبَقِيَّةِ إِلَّا الشُّرْبَ فَمَقِيْسٌ عَلَى الْأَكْلِ
Artinya: Dimakruhkan bagi junub, makan, minum, tidur dan bersetubuh sebelum membasuh kemaluan dan berwudu. Karena ada hadis shahih yang memerintahkan hal demikian dalam permasalahan bersetubuh, dan karena mengikuti sunah Nabi dalam persoalan lainnya, kecuali masalah minum, maka dianalogikan dengan makan. (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Minhaj al-Qawim, Hamisy Hasyiyah al-Turmusi, Jeddah, Dar al-Minhaj, 2011, juz 2, halaman 71)
Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Bolehkah Mandi Untuk Menyegarkan Badan Ketika Puasa?