Fatality Rate Kasus COVID-19 RI Tinggi, Yurianto: Kami Tak Terpaku Itu
Pemerintah tengah fokus mendeteksi pasien COVID-19 baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto mengaku tidak mempermasalahkan dengan data case fatality rate (CFR), atau tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia yang tertinggi di dunia.
Menurut Yuri, sapaan akrab Yurianto, hal tersebut hanya berupa angka akumulatif saja dengan menghitung angka kematian dibagi jumlah kasus positif, lalu dibagi seratus persen.
“Kalau yang positif bertambahan terus maka persentase akan turun. Kalau yang meninggal naik (maka) persen naik,” kata Yurianto dalam acara Jubir Pemerintah Jawab Pertanyaan Publik Soal Virus Corona yang disiarkan di channel YouTube IDN Times, Rabu (1/4).
Baca Juga: Klaster Gowa, Puluhan Santri Ponpes di Balikpapan ODP Virus Corona
1. Angka fatality rate kasus virus corona di Indonesia terus bergerak dinamis setiap harinya
Yuri menjelaskan, angka CFR akan terus bergerak dinamis setiap harinya. CFR juga tidak bisa untuk menggambarkan seberapa ganas virus corona menyerang tubuh manusia yang telah terinfeksi.
“Kalau kita lihat data lebih mengerikan lagi. Bali waktu itu positif satu kasus dan meninggal satu kasus. Artinya 100 persen fatality rate. Oleh karena itu, kami tidak mau terpaku dengan angka-angka itu,” ujar dia.
Baca Juga: Jiwasraya Bayar Dana Nasabah di Tengah Virus Corona, Ini Kata Pengamat