Profil Saldi Isra, Wakil Ketua MK yang Tangani Sengketa Pilpres 2024
Saldi Isra menjabat Wakil Ketua MK Periode 2023 - 2028
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI, Saldi Isra, menjadi salah satu dari delapan hakim konstitusi yang menangani Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024.
Sidang sengketa PHPU sudah mulai digelar MK sejak Rabu, 27 Maret 2024. Ada dua gugatan sengketa Pilpres 2024 yang sudah diregistrasikan MK, yakni gugatan tim hukum paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan tim hukum paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dilansir laman resmi MK, hakim konstitusi yang disepakati Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) untuk menangani PHPU 2024 berjumlah delapan hakim. Berikut profil Saldi Isra, salah satu hakim konstitusi yang menangani PHPU Pilpres 2024.
Baca Juga: Arsul Sani Bakal Ucap Sumpah Sebagai Hakim Konstitusi Besok
1. Profil pendidikan Saldi Isra
Saldi Isra lahir di Paninggahan, Solok, Sumatra Barat pada 20 Agustus 1968. Ia merupakan anak dari pasangan Ismail dan Ratina. Usai lulus SMA, Saldi sempat memutuskan ingin menjadi teknokrat atau ilmuwan. Namun, impian itu kandas karena dia tidak diterima dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru jurusan geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988 dan 1989.
Saldi akhirnya memutuskan bekerja terlebih dahulu dan pindah ke Jambi. Hingga pada 1990, Saldi akhirnya menempuh pendidikan sarjana (S1) dengan jurusan ilmu hukum di Universitas Andalas, Padang, dan berhasil lulus pada 1994 dengan predikat summa cumlaude.
Setelah lulus, Saldi menjadi dosen di Universitas Bung Hatta, Padang, hingga Oktober 1995, sebelum akhirnya berpindah ke Universitas Andalas dan mengabdi selama 22 tahun, sembari menuntaskan pendidikan pascasarjananya.
Saldi kemudian meraih gelar Master of Public Administration dari Universitas Malaya, Malaysia pada 2001. Lalu pada 2009, ia lulus gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude, dan setahun kemudian pada 2010, Saldi dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas.
Di sela kegiatannya mengajar, Saldi juga aktif menulis di berbagai media massa dan jurnal lingkup nasional maupun internasional. Ia juga dikenal sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, sekaligus aktivis yang kerap terlibat gerakan antikorupsi dan cukup sering hadir dalam sidang MK sebagai saksi ahli.