TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Badan Restorasi Gambut Sukses Lampaui Target 

Telah menginisiasi 75 desa di enam provinsi 

nasionalisme.co

Jakarta, IDN Times - Di tahun kedua dalam upaya restorasi gambut di tujuh provinsi di Indonesia, Badan Restorasi Gambut (BRG) mengklaim telah sukses mencapai target yang sebelumnya menjadi fokus utama mereka. 

Yakni luas lahan terbasahi, jumlah desa yang diinisiasi, serta kelompok masyarakat (Pokmas) yang terlibat dalam revitalisasi mata pencaharian.

Baca juga: Siap-siap, Surabaya Akan Luncurkan Bus Anti Macet

Baca juga: Belum Punya Rencana Tahun Baru? Yuk Intip Keseruan Apa Saja di Ancol

1. Total luas lahan mencapai 1.180.446 hektar

IDN Times/Humas Badan Restorasi Gambut

Nazir Foead MSc, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) dalam rilis yang diterima IDN Time, Jumat (29/12) mengatakan sepanjang tahun 2017, pihaknya telah menginisiasi 75 desa di enam provinsi di Indonesia dengan total luas lahan mencapai 1.180.446 hektar. 

BRG juga menyebut desa-desa tersebut, sebagai desa peduli gambut, dengan ribuan penghuninya sebagai garda terdepda dalam pemeliharaan ekosistem gambut.

Desa-desa ini, tersebar di tujuh propinsi antara lain Riau (11 desa), Jambi (10), Sumatera Selatan (15), Kalimantan Barat (16), Kalimantan Tengah (10), Kalimantan Selatan (10), Papua (3).

“Restorasi tidak sekadar membasahi lahan gambut dan menanam kembali untuk memperbaiki ekosistem yang rusak, tapi juga memberdayakan masyarakat yang hidup di lahan gambut,” kata Nazir Foead. 

Baca juga: Sandiaga Tantang Warga yang Buat Petisi soal Usulan Penataan Tanah Abang

2. Libatkan masyarakat dalam program kerja 

IDN Times/Humas Badan Restorasi Gambut

Dalam Rencana Strategis BRG 2016-2020 disebutkan, tambahnya, perlindungan dan pengelolaan ekosistem gabut berkaitan erat dengan pencapaian manfaat ekonomi, sosial dan paling utama ekologi.

Ia juga menjelaskan, BRG juga merevitalisasi mata pencaharian 101 kelompok masyarakat (Pokmas), dengan cara membina masyarakat untuk membuka lahan tanpa membakar, mengembangkan komoditi lokal, memberikan pelatihan budi daya ikan air tawar, beternak dan budidaya lebah madu.

"Tidak sulit mengidentifikasi restorasi dengan mengedukasi masyarakat. Hingga saat ini, setelah dua tahun BRG ada, jumlah warga yang mengolah lahan gambut menggunakan api relatif kecil. Dan melalui revitalisasi mata pencaharian, telah tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem lahan gambut untuk masa depan anak cucu," tambahnya.

Baca juga: Indonesia Dapat Bantuan Dana untuk Restorasi Gambut, Seberapa Besar?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya