Marak Order Fiktif Ojek Daring, Ini Jawaban Grab
Grab sudah punya dua teknologi canggih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Grab Indonesia angkat bicara terkait hasil survei Institute for Development of Economics and finance (INDEF). Survei mengenai order fiktif mitra ojek daring tersebut melibatkan 516 mitra pengemudi (roda dua dan roda empat) dua perusahaan ride-hailing terbesar, Go-Jek dan Grab pada 16 April-16 Mei 2018 di Jakarta, Bogor, Semarang, Bandung dan Yogyakarta. Metode survei yang digunakan adalah non-probability atau convinient sampling.
1. Terapkan teknologi canggih untuk cegah order fiktif
Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengatakan Grab sudah memiliki dua teknologi canggih untuk meminimalisasi order fiktif. Terkait pencegahan dan deteksi, Grab memiliki mesin learning.
"Teknologi itu sudah kami jalankan. Untuk pencegahan dan deteksi itu kami masukkan mesin learning yang bisa melihat (order fiktif) itu, bagaimana sebuah tindak kecurangan itu berpola. Itu bisa dicapture oleh sistem kami dan bisa disimpulkan bahwa itu kecurangan," ujar Sukma di Jakarta, Kamis (7/6).
Selanjutnya, pihak Grab akan mematikan semua akun yang sedang bermain. Suka menyadari, salah satu kelemahan menangkal order fiktif adalah jumlah pengemudi fiktif yang random setiap hari.
"Jadi makin banyak makin sulit ditangkap, tetapi sistem kami selalu berupaya untuk mencegah dan mendeteksi," ungkapnya.