TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Mahfud MD, Komnas HAM: Betul Ada Kekerasan Aparat di Wadas

Komnas HAM minta polisi tidak melabeli hoaks laporan warga

Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara membantah pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyatakan kondisi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, kondusif dan baik-baik saja. Sebab, salah satu dari empat temuan Komnas HAM membuktikan adanya dugaan kekerasan yang dilakukan oleh aparat.

Kekerasan terjadi kepada warga yang menolak pengukuran lahan tambang batu andesit proyek Bendungan Bener.

“Pertama saya mengonfirmasi betul ada kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian pada saat pengamanan pengukuran di lahan warga yang sudah setuju. Itu saya konfirmasi," kata Beka dalam diskusi Mengupas Kasus Wadas di Forum Pemred, Rabu (16/2/2022) malam.

Baca Juga: Mahfud MD: Suasana Mencekam di Wadas Tak Benar, Situasinya Kondusif

Baca Juga: Alissa Wahid: Relasi Kuasa Digunakan dalam Konflik Agraria di Wadas

1. Masih ada warga yang belum pulang ke rumah

Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) memasang spanduk saat melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Komnas HAM dalam temuan awal ini fokus soal peristiwa 8 Februari 2022. Selain itu, terdapat beberapa warga yang masih belum pulang ke rumahnya. Hal tersebut dikarenakan masih ada warga yang merasa takut. 

“Terus yang kedua temuan awal kami adalah ada beberapa warga yang sampai kami datang ke Wadas itu hari Sabtu dan Minggu itu ada yang belum pulang ke rumah masing-masing karena ketakutan," tutur Beka.

2. Anak-anak Wadas masih mengalami trauma terhadap aparat

Seorang anak laki-laki duduk di sebuah pos kamling yang ada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Temuan ketiga, masih terdapat trauma bagi perempuan dan anak-anak dari Wadas. Hal tersebut muncul karena persepsi terhadap Polisi dan TNI yang melakukan tindakan ancaman atau intimidasi.

"Yang ketiga trauma yang diderita oleh perempuan dan anak karena peristiwa yang kemarin tanggal 8 dan ini juga membangkitkan memori atas kekerasan yang terjadi pada tahun lalu," ujar Beka.

Baca Juga: Warga Wadas ke Ganjar, 'Kami Takut Pak, Kasihan Anak Saya Masih Kecil'

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya