Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan Kedelai
Harga kedelai meroket, perajin tahu tempe mogok kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bareskrim Polri menyelidiki dugaan penimbunan kedelai pascakenaikan harga kedelai nasional. Penimbunan kedelai dan dugaan permainan harga oleh spekulan itu diduga mengakibatkan kelangkaan kedelai.
Penyelidikan dilakukan oleh tim Satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah di Indonesia. Kabareskrim Polri Komjen Pol. Listyo Sigit bersama Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menyatakan telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng dan Bekasi.
"Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," kata Komjen Listyo Sigit dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/1/2021).
Baca Juga: 5 Ribu Produsen dan Pedagang Tahu Tempe di Jakarta Mogok Produksi
1. Polri kantongi data dugaan penimbunan kedelai
Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menambahkan, Polri telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.
"Kami telah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu," kata Helmy.
Helmy juga menyebutkan bahwa perkembangan global di masa pandemik COVID-19 turut mempengaruhi harga kedelai di pasar dunia.
"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal 435 dolar AS menjadi 461 dolar AS per ton," ujar Helmy.
Baca Juga: Tahu Tempe Langka, Mentan Genjot Produksi Kedelai dalam 200 Hari