Epidemiolog: Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran Puncaknya Awal Juli
Peningkatan kasus COVID-19 disebut bisa 10 kali lipat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai tren peningkatan kasus baru COVID-19 usai Lebaran masih akan berlangsung. Ia memperkirakan puncak penambahan akan terjadi sekitar awal Juli 2021.
"Dan ini belum puncaknya, prediksi puncak mungkin di akhir Juni, awal Juli, dalam prediksinya bisa sampai 100 ribu bahkan," kata Dicky saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/5/2021).
Ia menilai, tren peningkatan kasus COVID-19 di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta, yang dilaporkan pemerintah belum seberapa. Menurutnya, jumlah peningkatan kasus COVID-19 di masyarakat aslinya lebih besar.
"Ini sebetulnya belum seberapa. Dan ini yang terjadi di rumah-rumah, yang terjadi di masyarakat jauh lebih besar, bisa 10 kali," tegasnya.
Baca Juga: IDI: Rumah Sakit Bersiap Antisipasi Lonjakan Kasus COVID Usai Lebaran
1. Kapasitas testing buat peningkatan tak langsung terlihat
Dicky menyoroti kapasitas testing dan tracing COVID-19 yang dinilainya masih kurang. Sebab, hal tersebut berdampak pada angka pasti kasus COVID-19 yang terjadi di masyarakat.
Ia mengatakan lonjakan jumlah pasien COVID-19 seperti yang terjadi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, hanya seperti puncak gunung es.
"Lompatan kasus yang terjadi di rumah sakit itu adalah puncak gunung es. Sehingga pemerintah harus meningkatkan program penjangkauan ke rumah-rumah, dengan tentu kalau misalnya tidak bisa meningkatkan testing/tracing, ya deteksi aja ke rumah-rumah," ujarnya.
"Sehingga bisa melakukan intervensi isolasi, karantina dengan efektif," imbuh Dicky.
Baca Juga: [UPDATE] 14,9 Juta Penduduk Indonesia Sudah Divaksinasi COVID-19