Begini Cara Pengembangan Inovasi Agrifood di Tangan Gen Z dan Milenial
Petani butuh akses ke pasar yang bisa menghargai dan adil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dorongan inovasi dan keberlanjutan di sektor pangan berbasis pertanian kian dikembangkan. Indonesia adalah negara agraris, terbukti dengan luasnya sektor pertanian yang dimiliki. Dari tangan-tangan hebat dan luar biasa pemuda-pemudi Indonesia, sektor agrifood hidup dan berdaya.
Bukan hanya di sektor pertanian, sektor perikanan juga kini mulai terlihat eksistensinya. Panggung Innovative Approaches in Agrifood: Lessons Learned (BPDPKS) di Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023 by IDN Media, menunjukkan betapa kayanya Indonesia jika bisa diberdayakan dengan baik.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, milenial dan Gen Z Banyuwangi punya cara sendiri untuk memperbaiki perekonomian. Misalnya, pertanian buah naga lewat program inovasi Puting Si Naga.
Inovasi Puting Si Naga dengan bangga diperkenalkan Ipuk. Bermula dari masalah yang dialami petani buah naga di Banyuwangi yang over produksi di masa panen raya pada November hingga Maret, anak muda Banyuwangi mulai putar otak untuk mengatasi masalah ini.
"Ini inovasi yang dilakukan anak-anak muda dan hasil inovasi ini, buah naga jadi bisa dipanen sepanjang tahun,” ujar Ipuk di IMGS 2023 yang berlangsung di The Dome Senayan Park, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
1. Pendapatan petani dari program Puting si Naga meningkat drastis
Dia menjelaskan, mereka menggunakan lampu sebagai salah satu media dalam inovasi Puting Si Naga. Imbasnya tak tanggung-tanggung, jika sebelumnya pendapatan petani Rp28 juta per hektare per tahun sebelum 2019, kini mencapai Rp260 juta per hektare per tahun.
Ipuk mengatakan, pemerintah Banyuwangi memang sengaja melibatkan banyak milenial dan Gen Z sebagai petani.
“Sehingga petani kami nanti lebih didominasi anak-anak muda. Sehingga lebih maju, sehingga nanti lebih baik lagi,” kata Ipuk.