TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara BKKBN Cegah Stunting dan Kematian Ibu dari Masa Sebelum Kehamilan

Dimulai dari masa pranikah

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa memutus mata rantai stunting dapat diwujudkan dengan menginkubasi sebelum terjadinya kehamilan atau pada saat prekonsepsi.

Hal ini bisa dilakukan tanpa melihat latar belakang pendidikan calon ibu, jika prosesnya dikawal dengan baik.

"Yang spesifik mulai dari pranikah, hamil, sampai masa interval ini di inkubasikan. Insyaallah meskipun dia pendidikannya SD, kalau dikawal betul dari pranikahnya, hamilnya, intervalnya insyaallah anaknya tidak stunting dan insyaallah juga ibunya tidak mati," kata Hasto dikutip, Jumat (28/1/2022).

"Sehingga kematian ibu dan bayi turun. Ide saya ini relatif diterima oleh kementerian/lembaga supaya kita inkubasikan saja dari proses sebelum hamil, hamil kemudian melahirkan. Ini yang saya katakan sebagai inkubasi kalau kita ingin cepat,” 

Baca Juga: 9,2 Persen Balita di Tabanan Bali Mengalami Stunting

1. Adanya tim pendamping keluarga untuk calon pengantin

ilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia juga menjelaskan soal Rencana Aksi Nasional sebagai percepatan penurunan stunting, yang telah dirampungkan oleh BKKBN dengan menyelenggarakan infrastruktur dan suprasutruktur, seperti salah satunya membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB atau kader pembangunan lainnya.

Tim tersebut akan mendampingi juga para calon pengantin untuk diukur HB nya, lingkar lengan atas, kemudian tinggi badan dan berat badannya yang akan dimasukkan ke aplikasi Elsimil untuk mengetahui kelayakan dan kesiapannya untuk hamil. Begitu pula setelah hamil nanti juga tim tersebut terus mendampingi ibu hamil hingga melahirkan.

2. Terdiri dari para ahli seperti profesor

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

Infrastruktur dan suprastruktur tersebut diselenggarakan BKKBN namun sebenarnya provider yang ada di dalamnya juga adalah para profesor, para obgyn, fetomaternal dan para provider di tingkat daerah seperti bidan.

Sehingga, infrastuktur dan suprastruktur yang disediakan BKKBN ini diharapkan sebagai upaya untuk mendukung para ahli menurunkan stunting, kematian ibu, dan bayi.

Dari 68 juta keluarga yang telah didata BKKBN, Hasto berharap sinergisitas dapat dimanfaatkan oleh akademisi dan ahli untuk melakukan riset agar bisa menciptakan inovasi-inovasi dan terobosan mempercepat penurunan stunting dan kngka kematian ibu  serta bayi. 

Baca Juga: Jokowi Targetkan Stunting Turun 2,7 Persen per Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya