TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dosen UI Sebut Milenial dan Gen Z Malas Berpolitik, Cenderung Apatis

Mayoritas pengetahuan politik kaum muda juga minim

Mahasiswa Gen Z menghadiri acara IDN Times (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Ani Widyani Soetjipto mengatakan ada fenomena pada generasi milenial dan generasi Z, yakni mereka pada umumnya malas berpolitik. Selain itu, kata Ani, mayoritas pengetahuan politik kaum muda juga minim. 

“Fenomena yang juga ditemukan, ini rata-rata generasi millenial dan generasi Z pada umumnya agak malas berpolitik, apatis dan menganggap bahwa politik itu bukan kegiatan yang menyenangkan dan fun untuk mereka,” kata dia dalam agenda diskusi Jurnal Perempuan bertajuk “Partisipasi Politik Perempuan dan Kelompok Muda dalam Demokrasi Indonesia,” Selasa (12/9/2023).

Baca Juga: Gen Z Memilih, Ternyata Begini Peran Gen Z di Pemilu 2024

1. Politik hari ini disebut cuma bicara tentang koalisi

Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Indonesia, Ani Widyani Soetjipto dalam agenda diskusi Jurnal Perempuan bertajuk “Partisipasi Politik Perempuan dan Kelompok Muda dalam Demokrasi Indonesia,” Selasa (12/9/2023) (Youtube/Video Jurnal Perempuan)

Ani juga mengatakan, dari hasil penelusuran literatur hasil survei Plan International Indonesia pada 2023 menyatakan bahwa kelompok muda perempuan mengaku menghadapi tantangan saat berpartisipasi dalam politik. 

Politik saat ini disebut anak muda cuma bicara soal koalisi, capres dan cawapres tetapi tidak bicara soal masalah yang sesungguhnya dihadapi. 

“Mereka biasanya dianggap tidak kompeten karena masih muda, tahu apa sih. Minim pengalaman, lalu juga mereka merasa politik yang dibicarakan hari ini, ini bener-bener gak relevan dengan kehidupan mereka. Politik hari ini banyak bicara koalisi, koalisi, koalisi,” kata dia.

2. Politisi tidak mau dengar suara anak muda dan isu mereka

Ilustrasi. Mahasiswa Gen Z menghadiri acara IDN Times (IDN Times/Aryodamar)

Sementara itu, anak muda juga berpikir politisi umumnya cenderung tidak mendengarkan kelompok muda perempuan. Kemudian politisi juga disebut tidak berbicara tentang isu-isu yang mempengaruhi atau beresonansi dengan kaum muda seperti isu pekerjaan dan kekerasan seksual.

“Misalnya sulitnya mencari pekerjaan, ekonomi yang susah, kerusakan lingkungan, kekerasan seksual dan seterusnya,” kata dia.

Baca Juga: Capres-Cawapres, Ini Cara Ideal Raih Kepercayaan Milenial dan Gen Z

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya