TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibu yang Tenggelamkan Bayi Harus Sembuh Jiwanya Baru Bisa Rawat Anak

Ketiga anaknya diminta dititipkan dulu ke rumah aman

ilustrasi bayi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Jakarta, IDN Times - Seorang ibu di Jakarta Selatan menenggelamkan bayinya ke dalam ember dan viral di media sosial. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menjelaskan ibu tersebut lebih baik mendapat perawatan psikologis agar sembuh dan bisa mengurus anak.

Komnas PA sudah lakukan audiensi dengan Polres Jaksel dan keluarga dan menyarankan saat sang ibu mendapat perawatan psikologis bayinya bisa dititipkan ke rumah aman.

“Kami memang merekomendasikan, kita bilang sama suaminya juga bahwa ibu ini harus disembuhkan dulu, jadi nanti anak-anak itu apakah nanti ditaruh di rumah aman dulu. Jadi ibunya harus sembuh dulu, ibunya harus sehat dulu. Karena nanti berbahaya dengan kondisi anak-anak, dengan kondisi kejiwaan ibunya yang tidak stabil, lalu dia harus mengasuh tiga anak tanpa ada bantuan,” kata Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA, Lia Latifah kepada IDN Times, Selasa (17/10/2023).

Baca Juga: Komnas PA Sebut Ibu Tenggelamkan Bayi ke Ember Sudah Mengarah Depresi

1. Terindikasi sudah ada depresi dan berhalusinasi

ilustrasi depresi (IDN Times/Rochmanudin)

Usai menerima video viral tersebut, Komnas PA langsung menemui ibu dan bayi korban pada Jumat malam, 13 Oktober 2023 di rumah mereka.

Namun memang kondisi ibu tersebut sudah mengarah ke kondisi mental yang disebut psikosis postpartum atau penyakit mental yang sangat serius yang dapat mempengaruhi ibu baru. Dalam kondisi ini ibu bisa kehilangan kontak dengan kenyataan, mengalami halusinasi pendengaran dan delusi. 

Jadi ibu tak lagi berada dalam kondisi baby blues atau gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan.

"Itu sudah bukan lagi baby blues, tapi sudah mengarah ke depresi. Jadi kalau baby blues itu jangka waktunya kan hanya sebentar, tetapi ini sudah terindikasi dia sudah ada depresi, halusinasi, jadi harus ada penanganan psikiater," kata dia.

2. Punya tiga batita dengan jarak lahir dekat

Ilustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Lia juga menjelaskan, ibu ini memiliki tiga orang anak yang jarak kelahirannya terbilang dekat. Anak pertama saat ini berusia dua tahun enam bulan, kemudian yang kedua berusia satu tahun enam bulan dan anak ketiga berusia tiga bulan. Seluruh anak ibu ini masih berusia batita atau bayi di bawah tiga tahun.

Maka pemulihan psikologis diperlukan, karena ibu tersebut merawat anak-anaknya sendiri sedangkan suaminya bekerja. Dia mengatakan tidak ada kekerasan yang dialami sang ibu hingga dia menenggelamkan anaknya sendiri ke ember, namun memang ibu itu menghadapi kondisi psikologis yang berat usai melahirkan anak pertama.

“Jadi berturut-turut dalam kondisi seperti itu jadi kejadiannya (tenggelamkan anak)

Baca Juga: Komnas PA Ungkap Kondisi Terkini Bayi yang Ditenggelamkan Ibu ke Ember

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya