TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPAI Dorong Polisi Usut Kasus Bullying Bocah dan Kucing di Tasikmalaya

Jika pelaku dan korban usia anak harus gunakan UU SPPA

Inilah poster anti bullying karya anak-anak SMP 33 di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Jakarta, IDN Times - Kasus meninggalnya bocah 11 tahun asal Tasikmalaya yang diduga terjadi akibat depresi setelah mendapatkan perundungan. Beberapa dugaan bocah itu wafat mengarah pada aksi perundungan yang meminta korban untuk bersetubuh dengan kucing.

Hal itu kemudian direkam dan disebarluaskan di media sosial hingga viral. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam segala bentuk kekerasan atau perundungan yang dilakukan oleh siapapun, termasuk anak-anak.

“KPAI mendorong aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus dugaan perundungan ini, apakah benar sebagaimana diberitakan, apa penyebab pasti kematian korban, dan lain-lain. Jika dugaan benar dari hasil penyelidikan dan penyidikan polisi, maka polisi harus menggunakan UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA),” ujar Komisioner KPAI Retno Listyarti, kepada IDN Times, Jumat (22/7/2022).

1. Semua proses harus menggunakan UU SPPA

ilustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)

Retno menjelaskan, dalam UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) telah diatur ketentuan-ketentuan ketika korban dan pelaku masih usia anak, maka semua proses harus menggunakan UU SPPA, mulai dari proses pemeriksaan sampai jatuh sanksi. 

“Bisa diselesaikan melalui diversi (penyelesaian di luar pengadilan) dan dapat juga dengan proses peradilan pidana anak, semua tergantung keluarga korban dan juga usia para pelaku. Mari kita tunggu polisi bekerja menangani kasus ini,” ujarnya.

2. Sang bocah kerap melamun dan sakit

Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti di gedung KPAI, Kamis (30/1). / Dok. IDN Times

Dia mengungkapkan korban diduga meninggal karena depresi akibat mengalami perundungan secara terus menerus, yang diduga kuat dilakukan oleh teman sebaya. Perundungannya juga tidak biasa, diminta bersetubuh dengan kucing. 

“Orangtua mengaku sang anak nampak murung dan sering melamun, sakit dan sulit makan atau minum, ketika dibawa ke rumah sakit, sang anak tidak tertolong,” ujar Retno.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya