KUPI 2022 Ajang Ulama Bahas Hak-Kekerasan Perempuan dari Sisi Agama
Perempuan jadi subjek dalam tafsir agama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sederet ulama perempuan dari 29 negera akan bertemu dalam Konferensi Internasional yang menjadi bagian dari Kongres Perempuan Indonesia (KUPI) 2022.
Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, thailand, Singapore, Nigeria, Turkey, India, Africa Selatan, Canada, USA, UK, Finlandia, Lybia, Iraq, Burudi dan Kenya. Hal yang dibahas adalah mengenai pemetaan perjuangan yang dialami para ulama di negaranya masing-masing.
”Selain itu, para ulama perempuan dari internasional ini akan mencontoh gerakan KUPI. Mulai dari metodologi hingga gerakan KUPI yang telah dilakukan,” kata salah satu pelaksana KUPI 2, Ruby Kholifah, dalam agenda briefing media yang diadakan di co-working space, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022).
Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh di Balik Sumpah Pemuda, Ada yang Remaja
1. Melihat perjuangan dan pengalaman mengadvokasi hak-hak perempuan
Gerakan ini telah dilakukan oleh KUPI sejak 2017. Konferensi internasional tersebut jadi ajang pertukaran pembelajaran di antara ulama perempuan di seluruh dunia untuk memperbarui perkembangan positif dan tantangan baru yang dihadapi oleh gerakan perempuan muslim di berbagai benua.
Pertemuan disebut penting untuk melihat perjuangan dan pengalaman mengadvokasi hak-hak perempuan dari perspektif Islam di berbagai negara lain, seperti tantangan ekstremisme, fundamentalisme, perdamaian, dan keberagaman.
Dalam agenda konferensi internasional ini, akan hadir perwakilan dari Nigeria Hamsatu Allamin yang bakal bicara tentang pendampingan kepada korban Boko Haram.
Perwakilan Nigeria tersebut akan menceritakan hal-hal yang sudah dilakukan. Nigeria sendiri memiliki tantangan pandangan ulama (keagamaan) yang dianggap tidak peka gender. Sehingga, dalam KUPI 2 ini, para ulama perempuan dari internasional akan belajar sejumlah narasi keagamaan yang digunakan oleh KUPI agar bisa diaplikasikan di Nigeria.
”KUPI 2 ini menjadi momentum agar sejumlah tokoh agama mendengarkan pengalaman perempuan. Perempuan menjadi subjek dalam tafsir agama,” katanya.
Baca Juga: Pemuka Agama Sedunia Serukan Agama sebagai Sumber Solusi Global