UN Women: Konflik Sudan Perburuk Penderitaan Wanita dan Anak Perempuan
Konflik yang ada jangan jadi krisis yang terlupakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sudah setahun konflik Sudan berlangsung, tepatnya sejak 15 April 2023. Bentrokan pecah di seluruh wilayah, termasuk ibu kota Khartoum.
Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yakni UN Women, mengungkapkan jika konflik ini memiliki dampak yang menghancurkan bagi rakyat Sudan, terutama wanita dan anak perempuan.
UN Women pun mendorong agar konflik yang ada tak menjadi krisis yang terlupakan.
“Perempuan dan gadis Sudan membayar harga yang mahal atas kekerasan ini, menanggung beban krisis kemanusiaan yang masih banyak tidak terlihat oleh dunia. Sudan termasuk dalam salah satu krisis pengungsian internal terbesar di dunia,” tulis UN Women, dikutip Selasa (16/4/2024).
1. Sebanyak 53 persen pengungsi merupakan perempuan dan gadis
Sebanyak 53 persen pengungsi merupakan perempuan dan anak gadis. Ada risiko besar kekerasan ini akan menciptakan krisis kelaparan terbesar di dunia.
Selain itu, UN Women mengungkapkan lebih dari tujuh ribu ibu baru bisa meninggal dalam beberapa bulan jika kebutuhan gizi dan kesehatan tetap tidak terpenuhi.
“Lebih dari 6,7 juta orang berisiko mengalami kekerasan berbasis gender, dan laporan mengenai kekerasan yang dilakukan oleh pasangan intim, eksploitasi dan pelecehan seksual, serta perdagangan manusia tersebar luas dan meningkat,” tulis UN Women.
Baca Juga: Setahun Perang, Sudan Dilanda Ancaman Kematian Massal karena Kelaparan