Terima Gelar Honoris dari Jepang, Megawati Berkisah Tidak Lulus Kuliah
Megawati terima gelar honoris causa ke-9
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri akan menerima gelar kehormatan honoris causa (HC) kesembilan untuk dirinya. Kali ini gelar tersebut datang dari Universitas Soka di Tokyo, Jepang.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan upacara pemberian gelar kehormatan akan dilaksanakan pada Rabu (8/1). Namun, Ketua Umum PDIP itu sudah bertolak ke Jepang.
Baca Juga: Ketika Megawati Bikin Wishnutama Kicep soal Manfaat Bunga Telang
1. Megawati berkisah tentang kuliahnya yang tidak selesai
Di tengah rangkaian aktivitasnya di Jepang sebelum menerima gelar kehormatan causa dari Soka University, Megawati berkisah ternyata ia bercita-cita menjadi seorang peneliti. Beberapa kali dia menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tapi selalu gagal.
Karena itu, Megawati ingin anak-anak muda Indonesia tak mudah menyerah bila cita-citanya belum tercapai. Bila terus berusaha, akan ada saja jalan baru untuk terus berprestasi dan menggapai cita-cita tersebut.
"Saya sebetulnya ingin menjadi peneliti, makanya saya ambil jurusan pertanian," kata Megawati, dalam keterangan tertulis.
Kampus tempat Mega kuliah adalah Universitas Padjajaran Bandung. Namun karena kondisi sosial politik dengan munculnya rezim Orde Baru, Megawati tak sampai selesai mengarungi pendidikannya di sana.
Kendati, cita-cita sebagai peneliti Megawati tak padam. Dia berkesempatan kembali ke kampus dan kali ini memilih jurusan psikologi di Unversitas Indonesia. Tapi lagi-lagi studinya tak selesai.
"Setelah keadaan mulai membaik saya masuk lagi ke Universitas Indonesia ambil fakultas psikologi," kata Megawati.
Walau tak menyelesaikan studinya, Megawati mengaku tak berhenti mengasah kemampuan penelitiannya. Namun jurusannya kini lebih meluas dan universitasnya adalah kehidupan dia sendiri. Karena itu, banyak kampus di dunia memberinya gelar doktor kehormatan.
"Sebetulnya, inginnya di situ (bidang pertanian dan psikologi) bisa menjadi peneliti. Tapi rupanya ya lain lagi. Saya peneliti politik lah sekarang. Jadi ya begitulah. Tapi poin saya, sering kali anak muda saya lihat putus asa. Terus apa ya, kalau sekarang anak muda bilang mellow ya. Lah kenapa ya mesti begitu?" kata Mega.
"Harusnya punya fighting spirit. Itu yang harus ada, karena keberhasilan pasti ada sepanjang harapan masih ada," kata dia, melanjutkan.
Baca Juga: Harap-harap Cemas Gibran Menunggu Restu Megawati untuk Pilwalkot Solo