TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Ibunda Farel Prayoga, Nasabah PNM Mekaar yang Pantang Menyerah

Juga pernah mengamen di sekitar Banyuwangi

Ibu Siti Mujayanah, ibunda dari Farel Prayoga, adalah salah satu nasabah PNM Mekaar yang saat ini menjadi pengusaha warung kelontong asal Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi. (Dok. PNM)

Banyuwangi, IDN Times - Ibu Siti Mujayanah, ibunda dari Farel Prayoga, adalah salah satu nasabah PNM Mekaar yang saat ini menjadi pengusaha warung kelontong asal Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi. 

Sebelum bergelut di bisnis sembako, Ibu Siti sehari-harinya berjualan kinang. Selain berjualan kinang, dengan semangat yang gigih Ibu Siti bersama Farel dan sang suami mengamen dengan berkeliling, menyanyi, dan main musik di sekitar Banyuwangi sejak Farel duduk di bangku kelas 2 SD.

Baca Juga: Presiden Jokowi Serahkan NIB Bagi Nasabah PNM Jayapura

1. Mulai berjualan kinang dengan bermodal Rp2 juta

Ilustrasi kinang (Dok. Istimewa)

Ibu Siti diperkenalkan kepada PNM Mekaar oleh tetangganya dan memutuskan untuk bergabung. Bermodal dengan Rp2 juta, Ibu Siti memulai berjualan kinang. Kinang terdiri atas daun sirih, gambir, kapur dan tembakau, merupakan ramuan tradisional yang dikunyah di mulut dan tidak ditelan. Seusai dikunyah, penikmat yang rata-rata ibu rumah tangga kemudian menggosokkan tembakau dan kembang kanthil pada gigi.

Mengunyah kinang atau lebih akrab dikenal dengan sebutan menyirih merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia. Sayangnya, dengan masuknya era globalisasi dan perkembangan zaman yang lebih modern membuat tradisi menyirih mulai dilupakan. 

2. Modal yang diberikan PNM Mekaar mengembangkan usaha menjadi lebih besar

Insan PNM menggunakan PNM TIBA. (Dok. PNM)

Ibu Siti mengungkapkan, bertambahnya modal yang diberikan PNM Mekaar dan segala kemudahan yang disediakan, ia bisa mengembangkan usaha menjadi lebih besar dari sekadar berjualan kinang. Mulai dari Ibu Siti mampu belanja usaha lebih banyak, hingga mampu menambah fasilitas yang menunjang usahanya. Kini usahanya berkembang menjadi warung kelontong yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari.

“Membangun bisnis dari bawah memang tidaklah mudah. Tetapi dengan tekad dan usaha yang kuat, kita dapat meraih apa yang kita inginkan. Saya sekeluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PNM yang telah memberi bantuan kepada kami,” ujarnya.

Baca Juga: 30.000 UMKM dan 600 Nasabah PNM Mekaar Dapatkan Sertifikat NIB

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya