Gen Z Ini Definisi Politik Identitas, Ciri dan Contohnya
Istilah politik identitas selalu muncul saat pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times — Setiap menjelang pemilu selalu muncul berbagai istilah politik. Di antaranya politik identitas. Jelang Pemilu 2024, istilah politik identitas pun kembali ramai terdengar.
Secara umum di Indonesia, frasa ini cenderung dianggap sebagai konotasi negatif.
Lantas, apa itu politik identitas? Seperti apa cirinya? Apa contohnya? Yuk Gen Z, simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Partai Ummat Gaungkan Politik Identitas, PDIP: Tak Paham UU Politik!
1. Definisi politik identitas
Menurut Ahmad Syafii Maarif dalam Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita (2012), politik identitas merupakan narasi yang hadir dari kelompok marginal atau terpinggirkan akibat kegagalan narasi arus utama mengakomodir kepentingan minoritas.
Maarif menilai, politik identitas sebenarnya bisa menjadi konotasi positif karena bisa menghadirkan wadah mediasi penyuaraan aspirasi bagi yang tertindas.
Namun di masyarakat Indonesia, muncul ‘kegagapan’ untuk memahami struktur masyarakat plural dengan banyak etnis dan agama, hingga berujung pada tindakan intoleransi.
Abdillah dalam Politik Identitas Etnis (2002) juga menilai Politik identitas sebagai konotasi positif. Menurutnya, politik identitas secara garis besar merupakan kegiatan politik untuk merangkul kesamaan atas dasar persamaan-persamaan tertentu, mulai dari etnis, agama, hingga jenis kelamin.
Secara umum, politik identitas bisa dimanfaatkan oleh kelompok minoritas maupun kelompok marginal dalam upaya mendapat keadilan atau melawan ketimpangan.
Sejatinya politik identitas merupakan gerakan atau kondisi di mana sekelompok orang menggunakan identitas yang sama baik etnis, agama, maupun gender guna kepentingan kelompok.
Baca Juga: Mahfud MD: Politik Identitas Boleh Tapi Tak untuk Menjatuhkan