TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang G20, BMKG Ingatkan Bali Diapit 2 Sumber Gempa Bisa Picu Tsunami

BMKG gelar simulasi gempa dan tsunami di Bali

Ilustrasi gempa bumi

Jakarta, IDN Times - Beberapa bulan jelang presidensi Group of Twenty (G20), Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggelar simulasi gempa dan tsunami sebagai upaya penguatan mitigasi Kawasan Infrastruktur Kritis di wilayah Bali.

Dalam acara tersebut, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut, Pulau Bali merupakan wilayah yang diapit oleh dua sumber gempa. Dua sumber gempa itu disebut potensial membangkitkan gempa kuat dan memicu tsunami.

“Pulau Bali secara tektonik merupakan wilayah yang diapit oleh dua sumber gempa potensial yang dapat membangkitkan gempa kuat dan memicu tsunami,” kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Minggu (27/3/2022).

Baca Juga: BMKG: Pulau Bali, NTB hingga NTT Masih Rawan Tsunami

1. Potensi gempa bumi di Bali mencapai magnitudo 8,5

IDN Times/Imam Rosidin

Dalam catatan sejarah kebencaan BMKG, wilayah Bali pernah dilanda gempa kuat yang merusak sebanyak 11 kali dan tsunami sebanyak 6 kali.

Khusus untuk wilayah selatan Bali, tsunami pernah terjadi 3 kali yaitu pada 21 Januari 1917 saat terjadi gempa dahsyat “Gejer Bali”, kemudian pada 19 Agustus 1977 saat terjadi gempa Sumba magnitudo 8,3, dan pada 2 Juni 1994 saat terjadi gempa Banyuwangi magnitudo 7,8.

Potensi gempa dan tsunami itu, menurut Daryono masih ada hingga saat ini. Ia menjelaskan wilayah Selatan Bali berhadapan dengan sumber gempa tumbukan lempeng atau zona megathrust yang mampu memicu gempa dengan magnituo 8,5. Sedangkan di sebelah Utara Bali, terdapat sumber gempa sesar aktif yang dikenal sebagai Flores Thrust dan memicu gempa hingga magnitudo 7,5.

Meski demikian, BMKG tidak bisa memprediksi kapan gempa bumi atau tsunami akan terjadi di Pulau Dewata tersebut.

2. Persiapan mitigasi gempa dan tsunami di Bali

Ruang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Kepala UPT BMKG Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, Arief Tyastama mengatakan, potensi gempa yang dapat membangkitkan tsunami tersebut perlu dimitigasi pada semua sektor.

Salah satunya mitigasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Simulasi gempa dan tsunami tersebut melatih pengelola bandara apabila mengalami kondisi darurat gempa.

"Simulasi Gempa dan Tsunami di Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu upaya mitigasi kultural untuk sektor infrastruktur kritis, demi menjamin keselamatan penumpang, pegawai dan pengguna jasa bandara, serta untuk mempercepat keberlangsungan operasional bandara apabila mengalami gempa dan tsunami," ujar Arief.

Baca Juga: Rangkaian G20 Batal Digelar di Bali, Gubernur Koster: Gak Perlu Heboh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya