TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kans PAN dan PKS dalam 3 Poros Koalisi Pemilu 2024

Kemungkinan ada empat poros koalisi jika PDIP melaju sendiri

Ilustrasi bendera partai politik. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Jakarta, IDN Times - Peneliti dari lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, memprediksi munculnya tiga poros utama yang akan berlaga pada Pilpres 2024.

Prediksi ini didapat dari beberapa survei yang dilakukan terkait dengan elektabilitas sejumlah tokoh yang kemungkinan bakal maju mencalonkan diri dalam pilpres mendatang.

Dugaan tiga poros utama yakni PDIP-Gerindra dengan pasangan capres Prabowo Subianto-Puan Maharani, poros Partai Golkar dengan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo, dan poros Partai Demokrat-Nasdem yang kemungkinan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Anies Baswedan.

Menurut Sirojudin, ketiganya kemungkinan bakal maju dalam kontestasi politik 2024. Namun tidak menutup peluang juga poros ini bisa berubah, bergantung pada elektabilitas sejumlah tokoh dalam beberapa waktu ke depan.

“Tiga poros itu mungkin saja, tapi juga tidak menutup kemungkinan berubah karena elektabilitas sejumlah tokoh dan chemistry antara partai politik,” kata dia kepada IDN Times, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies Capres Terkuat versi Survei SMRC 

1. Kans PKS merapat poros Demokrat-NasDem

Presiden PKS Ahmad Syaikhu [tengah]. (Dok PKS)

Sirojudin menilai tiga poros utama itu bisa menguat, jika ditambah dengan dukungan koalisi dari partai politik lainnya. Beberapa parpol yang saat ini cukup menarik perhatian, kata dia, yakni PKS dan PAN yang memiliki jumlah massa cukup banyak untuk membantu memenangkan suara.

Dia memprediksi PKS cenderung akan merapat dengan koalisi oposisi yakni Demokrat yang mengusung AHY. Kans dua partai oposisi ini bergabung juga dimungkinkan, karena landasan historis pada pemilu sebelumnya.

Sebab, kata Sirojudin, PKS sempat bergabung dengan Demokrat dalam koalisi saat mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada dua periode pemerintahannya. Keduanya disebut memiliki sejarah cukup panjang dan berada dalam posisi yang sama sebagai oposisi pemerintah saat ini.

“Saat ini mereka berdua itu partai oposisi yang tersisa. Jadi wajar kalau PKS dengan Demokrat punya hubungan lebih spesial,” ujar dia.

Baca Juga: Survei Charta Politica: Elektabilitas Ganjar Kalahkan Prabowo

2. Upaya PAN merapat ke partai besar

Ilustrasi. Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno [tengah]. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sementara, Partai Amanat Nasional (PAN) disebut cenderung berusaha mendapatkan dukungan dari partai besar di pemerintahan seperti PDIP atau Golkar.

Sirojudin menilai PAN masih dalam posisi wait and see terkait langkahnya maju menuju Pemilu 2024. Namun yang pasti, kata dia, partai besutan Amien Rais ini bakal merapat pada pemerintahan, karena sudah bukan lagi oposisi.

“Sejauh ini, PAN berusaha keras untuk masuk ke koalisi besar di bawah PDIP, meskipun belum punya perwakilan di kabinet, tapi posisinya sudah ke sana. Jadi untuk sementara ini PAN masih mencari peruntungan prospek koalisi dari PDIP dan Golkar,” tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya