TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Ungkap Kasus Harian COVID-19 Pernah Diprediksi Capai 160 Ribu

Jokowi mengatakan kasus COVID tak bisa dikalkulasi

Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (20/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo berbincara mengenai kasus harian COVID-19 di Indonesia diprediksi bisa mencapai 160 ribu. Hal itu Jokowi sampaikan dalam pengarahan kepada Forkopimda Provinsi Jawa Timur.

Pengarahan itu diunggah lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (20/8/2021). Mulanya, Jokowi menjelaskan mengenai kasus COVID-19 ini tak bisa dikalkulasi.

"Saya ingin mengingatkan terlebih dahulu bahwa yang namanya COVID-19, yang namanya virus Corona, ini betul-betul sangat sulit diduga dengan kalkulasi-kalkulasi apa pun," ujar Jokowi.

Dia kemudian meminta kepada seluruh stake holder untuk berhati-hati. Terlebih, saat ini ada varian baru virus Corona.

"Jangan sampai ada varian baru datang bermutasi dan kita tidak waspada. Tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak. Saya harapkan terutama yang di jajaran kabupaten/kota, bupati dan wali kota, betul-betul semuanya mewaspadai ini," katanya.

Baca Juga: [BREAKING] Jokowi: Pengambilan Keputusan COVID-19 Harus Merujuk Data

1. Jokowi beri tiga arahan

Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (20/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam kesempatan itu, Jokowi menitipkan tiga kunci dalam penangana pandemik. Salah satunya mengenai isolasi mandiri (isoman) harus dilakukan di isolasi terpusat (isoter)

"Yang pertama, pindahkan yang isoman ke isoter. Semua kabupaten/kota pindahkan yang isoman ke isoter. Yang kedua vaksinasi yang dipercepat. Kecepatan vaksinasi ini menjadi kunci," ucapnya.

Ketiga, pasien yang sudah masuk dalam isoter harus segera diberikan obat. Jokowi mewanti-wanti untuk tidak terlambat. "Karena saya masih mendengar banyak dari bawah ini yang sering terlambat tiga ini," katanya.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Alasan Lonjakan Data Kematian COVID-19

2. Beberkan kasus COVID sejak Februari 2021

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Jumat (23/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi kemudian membeberkan angka kasus COVID-19 sejak Februari 2021. Menurutnya, bila kasus COVID-19 turun, maka perbaikan ekonomi dapat terjadi.

"Kita pernah mencapai tinggi itu di Februari awal, kemudian menuju ke Mei turun, turun, turun, dan itu kalau turun itu pasti diikuti perbaikan ekonomi. Ekonomi naik, naik, naik, di kuartal kedua sampai tadi disampaikan Bu Gubernur Jawa Timur 7,05, nasional 7,07 karena apa? Kasusnya turun," ujarnya.

Jokowi mengatakan kasus harian COVID-19 melonjak pada Mei 2021. Ledakan pertama muncul di Kudus, kemudian Bangkalan.

"Saat itu di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat itu di Jakarta, Indramayu, dan di Medan, munculnya di tempat lain. Karena memang barang ini nggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu," ucapnya.

Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia per 20 Agustus 2021

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya