TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Majunya Gibran sebagai Cawapres Diklaim Jadi Ancaman Pihak Lain

Bila Gibran maju jadi cawapres, disebut bukan dinasti

Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wasesa)

Jakarta, IDN Times - Nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, semakin menguat diisukan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) jelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK), perkara batas usia capres-cawapres. Isu Gibran bakal maju sebagai bakal cawapres juga menjadi pro dan kontra.

Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah, menilai pihak yang khawatir dengan majunya Gibran sebagai bakal cawapres karena merasa terancam.

"Sangat terlihat sekali ada pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan di parlemen dan eksekutif, terancam dengan masifnya dukungan pada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Pihak yang panik tersebut terus melakukan berbagai cara untuk memuluskan agendanya," ujar Mardiansyah dalam keterangannya yang diterima IDN Times, Senin (15/10/2023).

Baca Juga: Temui Gibran, Cak Imin Bahas Peluang Gibran-Gus Yusuf di Pilgub Jateng

Baca Juga: Rampai Nusantara DKI Jakarta Deklarasi Gibran Jadi Bacawapres 2024

1. Soal dinasti politik

Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah (IDN Times/Istimewa)

Mardiansyah mengatakan, tak ada kaitannya bila Gibran maju sebagai bakal cawapres merupakan dinasti politik. Anggapan tersebut muncul karena Gibran merupakan anak sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Saat ini presiden Joko Widodo masih mendapatkan 80 persen kepercayaan publik terhadap kepemimpinanya, jika hanya ingin melanggengkan kekuasaan bisa saja didorong untuk tiga periode, tapi itu tidak dilakukan oleh presiden karena menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi," ucap dia.

2. Ruang demokrasi bebas aktif

ilustrasi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Mardiansyah ruang demokrasi itu bebas aktif. Sehinga, semua warga negara bisa maju sebagai capres atau cawapres.

"Ruang demokrasi itu kan bebas dan siapapun memiliki hak yang sama, termasuk Gibran. Jadi jika masyarakat mengendaki karena melihat track recordnya dalam memimpin Kota Solo dinilai bagus dan berhasil, kenapa tidak?" kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya