Mengintip Suara Santri NU, Apakah Pilih Cak Imin Sebagai Capres 2024?
Cak Imin kerap sowan kepada kiai dan santri NU
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, kerap menyatakan siap sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Cak Imin juga sering bersilaturahmi dengan kiai dan santri golongan Nahdlatul Ulama (NU). Tak jarang, Cak Imin juga menyebutkan PKB merupakan partainya orang NU.
IDN Times mencoba menanyakan hal tersebut kepada santri generasi Z yang belajar di pondok pesantren NU.
Baca Juga: Ketum PBNU Sebut Capres 2024, Cak Imin: Punya Amanah sebagai Ketua PKB
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Punya Hak Suara, Usulkan NU Dapat Nobel Perdamaian
1. Ada yang enggan memilih Cak Imin
Salah satu alumni santri di Jawa Tengah, Ahmad Sahroni, mengaku enggan memilih Cak Imin sebagai capres. Salah satunya, karena Cak Imin kerap berbeda pendapat dengan keluarga almarhum Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Tidak, Cak Imin ini kalau dilihat track record-nya di PKB banyak gejolak. Misalnya, kisruh dengan keluarga Gus Dur, kemudian entah hanya sebatas ambisius untuk menjdi presiden atau semata-mata hanya ingin menstabilkan PKB, karena bisa dikatakan dari banyak survei, nama Cak Imin secara elektabilitas lebih rendah dibanding kandidat lain," kata dia.
Pria kelahiran 1997 itu menegaskan, santri harus ikut dan paham politik. Namun, dia memilih tidak ikut dalam politik praktis. "Akan tetapi, bukan ikut dalam politik praktis, sebab jika masuk dalam politik praktis biasanya orientasinya tentang harta dan jabatan," ujar Sahroni.
"Santri ikut dalam politik aktif, artinya, mengerti dan mengawasi segala kehidupan politik di Indonesia," sambung Sahroni.