Menteri PAN-RB Ungkap Penyebab Serapan APBD 2022 Rendah
Hal itu karena juknis DAK telat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (PAN-RB), Azwar Anas, menjelaskan alasan serapan APBD 2022 rendah. Dia mengatakan, hal itu terjadi karena keterlambatan petunjuk teknis (juknis) dana alokasi khusus (DAK).
"Terkait dengan penyerapan anggaran, kan tren anggaran bertambah, tetapi memang juknis DAK datangnya agak di tengah jalan," ujar Azwar saat berbincang dengan Forum Pemred di Jakarta, Senin (5/12/2022).
"Kemarin ketemu bupati-bupati, kenapa penyerapan anggarannya rendah? Karena juknis DAK sebagian turun di tengah, bahkan ada perubahan, sehingga gak mau nyerap," sambungnya.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Beri Sanksi Daerah dengan Serapan APBD Rendah
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Serapan Anggaran Pemprov Sulsel Masih Rendah
1. Harap daerah segera terapkan e-katalog
Dalam kesempatan itu, Azwar berharap pemerintah daerah segera menerapkan digitalisasi anggaran. salah satunya dengan menggunakan e-katalog.
"Mudah-mudahan nanti dengan ini, maka diwajibkan apa yang disebut e-katalog, ini menjadi salah satu alternatif jalan cepat, inovasi itu kan jalan terpendek untuk mencapai tujuan, e-katalog ini kalau produk masuk berapapun nilainya gak perlu lelang," kata dia.
Dia berharap, dengan adanya e-katalog, semua pihak dapat melakukan pengawasan dengan baik. Sebab, harga dan jumlah pengadaanya bisa dilihat di e-katalog.
"Sehingga, kalau e-katalog ini jalan di triwulan. sudah ada penyerapan, karena aspal bisa di e-katalog, pembangunan bisa e-katalog dan seterusnya," ucap dia.
Baca Juga: APBD 2023 DKI Jakarta Naik Rp 1,2 Triliun Jadi Rp83,78 TriliunÂ