Miris, Siswa SD di Asmat Banyak Putus Sekolah di Kelas 4 SD
Disdik Asmat sebut karena tak ada dukungan orang tua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Asmat, IDN Times - Perbaikan pendidikan di wilayah Indonesia timur masih menjadi masalah yang sulit diselesaikan pemerintah pusat maupun daerah. Seperti dialami di Kabupaten Asmat, Papua.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Asmat, Barbalina Toisuta, mengatakan masalah utama pendidikan di daerahnya adalah tingginya putus sekolah.
"Rata-rata putus sekolah di Asmat 25 persen," ujar wanita yang akrab disapa Lin saat ditemui di Kantor Dinas Asmat, Distrik Agats, Papua, Senin (20/6/2022).
Baca Juga: Intip Pesona Asmat, Tak Ada Tanah Kering dan Punya Kalender Air
Baca Juga: Sulitnya Sampaikan Program KB di Asmat, Kaum Pria Menentang!
1. Penyebab putus sekolah
Lin menjelaskan, siswa putus sekolah itu karena tak ada perhatian dari orang tua. Sebab, mayoritas warga Asmat mencari pekerjaan dengan mencari pohon gaharu.
Pohon gaharu ini memiliki kayu yang bagus. Sehingga, memiliki nilai ekonomi tinggi.
"Gaharu itu bisa satu tahun," kata Lin.
Menurut dia, biasanya siswa yang sudah ikut orang tuanya mencari pohon gaharu selama satu tahun, akan kembali ke sekolah. Namun, siswa itu terpaksa harus tinggal kelas dan kembali duduk di kelas 4.
Tak jarang, ada juga siswanya yang duduk di kelas 6 usianya sudah 15-18 tahun. Atas kebijakan Dinas Pendidikan, mereka tak bisa ikut ujian nasional dan diarahkan mengikuti kejar paket A.