TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PDIP: Pihak yang Gunakan Politik Identitas, Mereka Tak Punya Prestasi

Megawati pernah terkena politik identitas pada pemilu 2024

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di Mukernas Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Tahun 2022 (dok. PDIP)

Jakarta, IDN Times - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menegaskan partainya tak akan menggunakan politik identitas pada pemilu 2024. Menurutnya, pihak yang menggunakan politik identitas adalah mereka yang tidak memiliki prestasi.

Hal itu disampaikan Hasto dalam Mukernas Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Tahun 2022 dengan Tema: Moderasi Beragama Perkuat Persatuan Bangsa Sub Tema: Sukses Pemilu 2024 Tanpa Politisasi Agama di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta Selatan.

“PDI Perjuangan berkeyakinan bahwa mereka yang menggunakan politik identitas itu pada dasarnya, kecenderungannya mereka tidak punya prestasi,” ujar Hasto, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga: Kapolri: Pemilu 2019 Kita Hampir Dipecah akibat Politik Identitas

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Bahayanya Politik Identitas Jelang 2024

1. Mukernas Bamusi akan susun strategi internal PDI Perjuangan dalam bidang agama

dok. KPU

Di lokasi yang sama, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Hamka Haq, mengatakan Mukernas Bamusi akan menyusun strategi internal PDI Perjuangan di bidang agama. Strategi itu nantinya diharapkan bisa dipakai di Pemilu 2024.

“Rakorbidnas dan Rakornas ini akan merumuskan persiapan menghadapi tantangan eksternal, dan sekaligus menyusun strategi internal bidang agama dan Bamusi untuk kontribusi memenangkan Pemilu 2024. Baik Pemilu Presiden dan Pileg dan Pilkada,” kata Hamka.

2. Politik identitas kerap terjadi di pemilu dan pilkada

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Dia mengatakan, politik identitas kerap muncul jelang pemilu dan pilkada. Menurutnya, politik identitas yang paling terasa terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2016.

“Suka menista dan mengkafirkan umat agama lain, bahkan mengkafirkan sesama muslim yang berbeda mazhab dengannya. Lebih dari itu, selalu mempropagandakan bahwa negara Pancasila adalah negara thogut, dzalim harus diganti khilafah. Dan selalu memfitnah dan menghina pemerintah yang sah,” kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya