TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Waktu dan Lokasi Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Fenomena Hari Tanpa Bayangan mulai terjadi 6 September

(Ilustrasi hari tanpa bayangan) IDN Times/Faiz Nashirillah

Jakarta, IDN Times - Sejumlah wilayah di Indonesia, mulai hari ini mengalami fenomena yang disebut Hari Tanpa Bayangan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, Hari Tanpa Bayangan disebut juga sebagai Kulminasi.

Fenomena ini terjadi ketika posisi matahari berada paling tinggi di langit. Kulminasi juga sering disebut transit atau istiwa'.

"Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama," tulis BMKG dalam situs resminya, Senin (6/9/2021).

Pada saat Kulminasi Utama, matahari akan berada di titik zenit. Hal itu akan mengakibatkan hilangnya bayangan yang biasa dihasilkan dari cahaya matahari.

Baca Juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Pulau Bali, Ini Jadwalnya

1. Fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi setahun dua kali

Ilustrasi kegiatan guru mengajar di sekolah. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang menjelaskan, fenomena ini terjadi dua kali setiap tahun di wilayah yang terletak di dua garis. Yakni Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).

"Sementara itu, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya akan mengalami Hari Tanpa Bayangan Matahari sekali dalam setahun, yakni ketika Solstis Juni (20/21 Juni) untuk Garis Balik Utara maupun Solstis Desember (20/21 Desember) untuk Garis Balik Selatan," kata Andi dilansir dari laman resmi LAPAN.

2. Cara mudah amati Hari Tanpa Bayangan

Ilustrasi bayangan manusia. IDN Times/Kristina Natalia

Andi menjelaskan, apabila masyarakat ingin mengamati Hari Tanpa Bayangan di wilayahnya, bisa dengan menggunakan benda tegak seperti tongkat, spidol, atau benda lain yang bisa berdiri.

Benda-benda tersebut diletakkan di permukaan yang rata. Kemudian amati pada saat jam yang sudah ditentukan terjadinya Hari Tanpa Bayangan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya