Saat Sekolah Jadi Ajang Unjuk Kekerasan
Keras dan tegas adalah hal yang berbeda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekolah seharusnya menjadi tempat untuk mendidik dan membangun karakter siswa. Namun, apa jadinya jika lembaga tersebut justru dijadikan ajang unjuk kekerasan. Itulah yang kerap terjadi di tanah air. Tak sedikit guru yang masih menggunakan cara kekerasan untuk mendisiplinkan siswanya. Parahnya, kekerasan juga tak hanya berasal dari tenaga didik. Siswa yang seharusnya menghormati guru justru tak jarang menjadi pelaku kekerasan terhadap sosok yang menjadi orangtua kedua tersebut.
IDN Times mencatat setidaknya ada tiga penganiayaan yang terjadi di lingkungan sekolah selama kurang dari dua bulan terakhir. Berikut rangkumannya.
Baca Juga: Polisi Korban Cakaran Dora Natalia Dapat Penghargaan dari Kapolda Metro Jaya.
Penyebab kejadian ini diduga karena pelaku emosi melihat korban berbuat gaduh saat gurunya sedang tidak hadir di sekolah. Akan tetapi, pihak sekolah menyangkal bahwa korban pingsan karena dianiaya. Korban diduga pingsan karena penyakit bawaan. Kasus ini awalnya hendak diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak keluarga korban. Sayangnya mereka berubah pikiran dan melapor ke polisi karena menganggap kepala sekolah sebagai terduga pelaku tidak menunjukkan sikap ksatria.
1. Guru diduga benturkan kepala siswa hingga pingsan.
Soleman, Kepala Sekolah SMP Salu Mandalle, Mamasa, Sulawesi Barat harus berurusan dengan kepolisian setempat gara-gara diduga melakukan penganiayaan terhadap salah satu anak didiknya yang bernama Gusti pada 26 Juli 2017 lalu. Dia membenturkan kepala siswa tersebut hingga pingsan. Menurut informasi yang dihimpun oleh Kompas.com, (1/8), Soleman membantah melakukan penganiayan terhadap siswanya. Soleman mengaku hanya mengangkat kerah baju korban tanpa membenturkannya.
Baca Juga: Rekaman Petugas Polisi Aniaya Penjaga Warnet dan Siswa SMA, Siapa yang Salah?