TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polri Siapkan Satgas Hadapi Bencana Hidrometeorologi Dampak La Nina

BMKG prediksi Indonesia mengalami dampak La Nina

Polisi menggendong seorang ibu berusaha melintasi banjir di depan Pabrik Kahatex kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11/2016). (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra/pd/aa.)

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membentuk satgas untuk menangani mitigasi bencana, salah satu kegiatannya melakukan pelatihan penanggulangan bencana baik kepada masyarakat atau mitra kepolisian.

Langkah-langkah antisipasi tersebut guna menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprediksi melanda di Tanah Air jelang akhir 2021 hingga awal 2022.

"Polri menyiapkan satgas tentunya akan melakukan pelatihan penanganan bencana," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan dilansir ANTARA, Minggu (31/10/2021).

Seperti November 2020 lalu, Ramadhan mengatakan, Divisi Humas Polri mengadakan pelatihan peliputan bencana banjir untuk awak media di Jakarta.

Baca Juga: Beda Fenomena El Nino dan La Nina serta Dampaknya ke Iklim Indonesia

1. Polri menyiapkan upaya-upaya antisipasi menghadapi bencana alam hidrometeorologi

Ilustrasi tanah longsor. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Ramadhan memastikan Polri beserta seluruh jajaran di wilayah (polda, polres dan polsek) menyiapkan upaya-upaya antisipasi menghadapi bencana alam hidrometeorologi.

"Polri beserta jajarannya telah diinstruksikan untuk menyiapkan setiap langkah antisipasi terhadap bencana alam yang berpotensi di Indonesia," kata dia.

Ramadhan mencontohkan, langkah-langkah antisipatif yang dimaksudkan, seperti penyiapan personel yang ditugaskan ketika terjadi bencana, serta langkah-langkah ketika ada bencana, seperti pendistribusian logistik.

"Tentunya layanan kesiapsiagaan personel, menangani pelayanan kesehatan dan logistik," ujar dia.

Menurut Ramadhan, dalam melakukan antisipasi tersebut, Polri akan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan stakeholders lainnya secara intensif.

"Koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI juga. Berkoordinasi dengan pemda itu seperti BNPB maupun BPBD di wilayah, agar lebih sigap dalam melakukan antisipasi bencana," kata dia.

2. BMKG prediksi Indonesia dilanda La Nina

Ilustrasi laut (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memontoring terjadinya pendinginan suhu muka air laut di Samudra Pasifik ekuator sejak 10 hari (dasarian) pertama Oktober 2021 yang mencapai minus 0,61.

Kondisi tersebut menunjukkan terjadi fenomena La Nina, karena secara teori telah melewati ambang batas 0,5 sebagai syarat terjadinya La Nina dengan intensitas lemah.

La Nina adalah fenomena yang dikontrol perbedaan suhu muka air laut antara Samudra Pasifik bagian tengah (ekuator) dengan wilayah perairan Indonesia, sehingga suhu muka laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat.

Kondisi tersebut menyebabkan tekanan udara yang mendorong pembentukan awan dan berdampak terjadi peningkatan curah hujan.

Seperti pengalaman La Nina pada 2020, terjadi peningkatan curah hujan 20-70 persen lebih tinggi dari normalnya dalam sebulan.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Akan Ada La Nina Akhir 2021, Luhut: Semua Hati-hati!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya