TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies Pegang Prinsip yang Tak Menang Pemilu Ada di Luar Pemerintahan

Anies sebut tak tutup kemungkinan hasil pemilu berubah

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam acara kumpul akbar untuk perubahan di JIS pada Sabtu (10/2/2024). (youtube.com/TV POOL METRO TV)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan memegang prinsip bahwa pihak pemenang pemilu akan berada di dalam pemerintahan. Sedangkan, yang kalah seharusnya di luar pemerintahan untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Prinsip tersebut sudah ia sampaikan sejak debat ronde pertama pada 2023 lalu. 

"Bahwa di dalam proses pemilu akan ada selalu yang menang berada di dalam pemerintahan. Yang tidak (menang) berada di luar pemerintahan. Saya pegang prinsip itu aja. Prinsipnya yang dipegang," ujar Anies di area Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (13/3/2024). 

"Bila menang berada di dalam pemerintahan. Bila tidak menang berada di luar pemerintahan. Dua-duanya sama-sama penting. Saya pernah katakan bukan di debat pertama? Saya katakan jangan sampai tidak tahan berada di posisi oposisi," tutur dia lagi. 

Pihak yang tidak tahan berada di posisi oposisi yang dirujuk oleh Anies di dalam debat itu adalah Prabowo Subianto. Ia resmi bergabung ke pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 23 Oktober 2019 lalu. Sejak saat itu, banyak publik yang kecewa melihat sikap yang dipilih oleh Prabowo. 

1. Anies tunggu pengumuman resmi hasil rekapitulasi nasional dari KPU

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan ketika menemui para juru bicara di kediamannya. (www.instagram.com/@aniesbaswedan)

Saat ditanyakan posisi yang akan ia ambil nanti, Anies mengaku tidak ingin terburu-buru. Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih melakukan rekapitulasi suara.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu seolah membuka peluang bahwa hasil pemilu terbuka untuk berubah. Bahkan, bisa jadi pemilu berjalan dua putaran. 

"Kalau ternyata hasilnya berubah, gimana? Kalau ternyata ada putaran kedua, gimana? Kalau ternyata hasilnya berbeda, gimana? Jadi, kita tunggu sampai tanggal 20 (Maret). Baru nanti, akan kita sampaikan," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

Sebelumnya, pada 14 Februari 2024 lalu, Anies pernah menyatakan bakal menghormati hasil pemilu yang bakal diumumkan oleh KPU. Tetapi, bukan berarti ia akan berhenti untuk membawa semangat perubahan. 

Baca Juga: Tim Anies-Imin Siap Gugat Hasil Pilpres ke MK, Dipimpin Ari Yusuf Amir

2. Jubir Timnas AMIN pastikan Anies pilih berada di luar pemerintahan

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan singgung perolehan suara PSI yang melonjak di real count KPU. (IDN Times/Amir Faisol)

Sementara, juru bicara timnas AMIN, Indra Charismiadji mengatakan Anies tidak akan bergabung ke pemerintahan yang dibentuk oleh Prabowo-Gibran. Hal itu ia sampaikan usai para jubir berkumpul di kediaman Anies di kawasan Lebak Bulus pada 18 Februari 2024 lalu. 

"Udah pasti gak (akan bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran), karena Beliau ingin menyeimbangkan dan supaya pemerintah ada yang mengontrol. Agar tidak lepas kontrol juga seperti keadaan sekarang," ujar Indra kepada IDN Times melalui telepon pada 19 Februari 2024 lalu. 

Anies mengatakan bila pemerintahan tanpa kontrol maka bisa menyebabkan rakyat yang kembali jadi korban. Meski begitu, Indra dan Timnas AMIN masih meyakini bisa masuk ke putaran kedua. 

Ia mengisahkan Anies justru tertawa ketika diberi semangat oleh para jubir usai hasil hitung cepat menunjukkan keunggulan Prabowo yang signifikan. Anies mengatakan peristiwa serupa pernah dialami ketika ia kena kocok ulang di kabinet periode pertama Jokowi. 

"Ketika saya di-reshuffle, orang pada datang ke saya pada bilang 'yang tabah ya, Pak.' Saya tuh malah di dalam hati saya, saya punya feeling kalau saya mau dikasih tugas yang lebih besar. Terbukti, ia diberikan amanah menjadi Gubernur DKI Jakarta. Itu yang membuat kami bengong semua. Beliau ngomongnya dengan enteng," tutur dia menirukan kalimat Anies. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya