Belum 2 Bulan Nikah, Eks Ketum PB HMI Ada di Manifes Sriwijaya Air
Istri Mulyadi yang ikut di pesawat sedang hamil 2 minggu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - KeluargaMulyadi Tamsir mengaku terkejut saat tahu mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu masuk dalam daftar manifes pesawat Sriwijaya Air SJY-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021.
Sang adik, Slamet Bowo Santoso mengaku sempat dikabari Mulyadi baru berangkat ke Jakarta untuk urusan bisnis usai 15 Januari 2021. Tetapi, rencana kunjungan ke Jakarta dilakukan lebih cepat karena istri Mulyadi, Ma'rufatul Yati Sriyaningsih memiliki urusan bisnis pula di Ibu kota.
Ditemui media di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Slamet menyebut Mulyadi sedang pulang kampung ke Sintang, Kalimantan Barat. Namun, sehari-hari Mulyadi berdomisili di Jakarta dan menjadi politikus Partai Hanura.
"Jadi, istri abang saya (Mulyadi) itu kan punya usaha rias pengantin. Ke Jakarta dalam rangka belanja untuk dibawa ke Pontianak," ungkap Slamet pada Selasa (12/1/2021).
Ia mengatakan baru dikabari oleh pihak Sriwijaya Air pada Sabtu lalu usai magrib. Pihak keluarga, kata Slamet mengaku kecewa karena kecelakaan pesawat Boeing jenis 737-500 itu diketahui pertama kali dari pihak lain, bukan maskapai.
"Kami juga agak bertanya-tanya kenapa daftar (manifes penumpang) justru sudah beredar di publik, tapi pihak maskapai malah belum menghubungi kami. Kami tahunya malah dari orang lain," tutur dia lagi.
Begitu mendengar kabar tersebut, Slamet dan anggota keluarga lainnya langsung menghubungi ponsel Mulyadi. Ketika dicek keberadaannya di Pontianak tidak ada. "Saat dicek ke Jakarta juga nihil," ujarnya.
Bagaimana proses identifikasi jenazah di rumah sakit oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri?
Baca Juga: Kisah Keluarga Toni Ismail Naik Sriwijaya Air Pulang Menengok Anak
1. Sampel DNA keluarga inti sudah diserahkan di posko Bandara Supadio, Pontianak
Slamet mengatakan sampel DNA keluarga inti sudah diserahkan ke posko Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. "Jadi, proses penyerahan sampel DNA sudah selesai, tapi kami tetap minta diterbangkan ke Jakarta karena ingin melihat prosesnya," kata Slamet.
Sampel DNA yang diserahkan ke posko di Pontianak milik ayah Mulyadi. Sesuai instruksi tim DVI, sampel DNA yang dibutuhkan adalah orang tua atau anak korban.
Baca Juga: Ibu dan 3 Anak Asal Banten Jadi Penumpang Sriwijaya Air SJY 182