TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa Copot Semua Baliho Capres-Caleg, Tak Hanya Prabowo-Gibran

Dalam aksi demo mahasiswa tolak dukung salah satu paslon

Aksi mahasiswa dalam demo 7 Februari 2024 ikut mencopot baliho paslon AMIN di Jalan Harmoni. (Dokumentasi Sorgemagz)

Jakarta, IDN Times - Koordinator Bidang Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Fadli Yudhistira, membantah mereka hanya mencopot baliho pasangan capres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ketika demonstrasi pada 7 Februari 2024.

Fadli mengklaim baliho caleg-caleg yang terafiliasi dengan pasangan capres-cawapers nomor urut satu dan tiga pun tak luput dari aksi pencopotan.

"Itu sebetulnya berimbang (baliho yang dicopot). Gak hanya milik paslon 02. Ada banner milik paslon milik 01 dan 03 juga," ujar Fadli kepada IDN Times melalui telepon, Kamis (8/2/2024). 

Fadli kemudian membagikan video berisi dokumentasi aksi kemarin. Di video tersebut tergambar bahwa mahasiswa turut mencopot baliho milik paslon Anies-Muhaimin dan caleg dari PDI Perjuangan. 

Ia menyebut semua aksi mahasiswa bisa dicek di akun Bangsa Mahardika di media sosial. Akun tersebut menggambarkan secara jelas rute aksi, dan isi tuntutan demonstrasi di dekat Istana Negara kemarin. 

"Aktivitas kami yang paling clear ada di situ. Paling terasa (suasana aksinya)," tutur Fadli. 

Di akun tersebut juga terdapat potongan video berisi orasi mahasiswa ketika berdemonstrasi di dekat Istana Negara. Seorang mahasiswa mengatakan aksi kemarin menjadi bukti, demonstrasi mereka tidak lagi diarahkan untuk kepentingan politik tertentu. 

"Kita tidak akan mendukung salah satu paslon. Kita tidak akan mengampanyekan salah satu paslon. Karena setiap paslon, setiap caleg, tidak pernah merepresentasikan kehidupan rakyat," kata mahasiswa tersebut. 

1. Video yang beredar luas di media sosial dianggap misleading

Sementara, melalui akun Bangsa Mahardika, mahasiswa mengunggah cuitan dari akun anonim yang dulu merupakan pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Akun @MurtadhaOne1 itu dianggap menyebarkan informasi yang keliru atau misleading

"Akun tersebut memotong video live dari Bangsa Mahardika dan memberikan narasi seakan aksi pencopotan banner dan baliho politisi dilakukan tertuju hanya ke salah satu pihak saja. Akun tersebut coba mereduksi aksi #TolakPemiluCurang," demikian dikutip dari akun Bangsa Mahardika, Kamis (8/2/2024). 

Padahal, yang terjadi di lapangan adalah massa aksi membongkar banner, baliho, serta alat peraga kampanye di sepanjang Jalan Tomang Raya, tanpa melihat pasangan capres-cawapres atau partai politik manapun.

"Aksi pembongkaran alat peraga kampanye ini merupakan aksi protes massa aksi akan polusi visual dari APK di jalan raya. Bahkan, beberapa waktu lalu sempat membahayakan pengguna jalan," tutur dia. 

2. Demonstrasi pada 7 Februari jadi ajang pemanasan usai sejumlah akademisi perguruan tinggi keluarkan petisi

Aksi demo 7 Februari 2024 menyuarakan untuk menolak kecurangan di pemilu 2024. (Dokumentasi Sorgemagz)

Fadli yang menjadi koordinator demonstrasi pada 7 Februari 2024 mengklaim sengaja memilih titik lokasi berunjuk rasa di dekat Istana, lantaran anggota DPR sudah mulai masuk masa reses sehingga tidak ada di gedung parlemen.

Selain itu, mereka belajar dari pengalaman berunjuk rasa ketika memprotes RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Hasilnya, aksi tersebut tidak efektif untuk mengetuk hati anggota parlemen agar tak mengesahkan undang-undang kontroversial tersebut. 

"Karena ada beberapa kawan di daerah yang terlibat dalam konsolidasi kami. Kemarin ada kawan-kawan dari Unpad, UGM, bahkan dari Udayana. Mereka memantau tapi belum ada pergerakan di daerah. Jadi kami pantik dulu melalui aksi 7 Februari," kata Fadli. 

Dalam aksi unjuk rasa kemarin, ada sekitar 350 mahasiswa yang turun ke jalan dekat Istana. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya