PAN Katanya Masuk Kabinet, Cak Imin: Pokoknya Jangan Ganggu PKB!
Ada tiga kader PKB yang duduk sebagai menteri di kabinet
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan tak masalah bila Partai Amanat Nasional (PAN) akan bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Maju. Asal PAN tidak mengganggu jatah partai di dalam kabinet.
Sejauh ini, ada tiga kader PKB yang berada di dalam kabinet yakni Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan), Abdul Halim Iskandar (Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dan Yaqut Cholil Coumas (Menteri Agama).
Apalagi PAN sudah mengonfirmasi bakal diberi jatah kursi oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. "(Soal reshuffle) terserah presiden. Yang penting jangan ganggu posisi PKB. Silakan masuk asal gak ganggu PKB, kalau ganggu PKB, bisa (seperti) Ukraina lawan Rusoa nanti," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin itu di parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 24 Maret 2022.
Penegasan itu juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid. Ia meminta agar jatah menteri bagi PKB tidak dikurangi.
"Bagi PKB, yang terpenting bahwa Presiden Jokowi dan pemerintahan yang ada bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Kalau (jatah) PKB mau ditambah ya monggo, itu kan haknya presiden. Tapi, kalau kita dikurangi ya jangan," kata Jazilul.
Apakah Cak Imin sudah mendengar kapan perombakan kabinet bakal dilakukan?
Baca Juga: PAN Akhirnya Gabung Lagi ke Pemerintah, Bakal Dapat Kursi Menteri?
1. Belum ada tanda-tanda perombakan kabinet
Sementara, ketika ditanya kapan kira-kira reshuffle kabinet akan terjadi, maka Cak Imin justru menyebut hingga kini belum ada tanda-tanda bakal ada perombakan kabinet. Justru, ia mengaku heran karena banyak yang menanyakan soal reshuffle ke dirinya.
"Sampai dengan hari ini, belum ada tanda-tanda reshuffle," ungkap Cak Imin kemarin.
Ia menyebut belum ada tanda-tanda lantaran meski sempat bertemu Presiden Jokowi di Bali, namun tidak ada satu cerita pun terlontar soal reshuffle kabinet. "Saya ketemu beliau di Bali juga tidak ada cerita reshuffle," katanya.
Namun, ia tak menampik bila reshuffle kabinet tetap diperlukan terutama untuk menghadapi pemulihan pascapandemik COVID-19. "Setiap saat saya kira harus ada evaluasi, terutama menghadapi ancaman perang dan juga recovery pascapandemik. Saya kira semua kementerian (perlu dievaluasi)," tutur dia lagi.
Baca Juga: Wacana Reshuffle, PAN Belum Dapat Undangan ke Istana
Baca Juga: Bila Reshuffle Kabinet karena PAN, 3 Kursi Menteri Ini Paling Terancam