Profil Aivita Biomedical, Mitra Terawan Kembangkan Vaksin Nusantara
Aivita pemilik teknologi sel dendritik dan diboyong ke RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nama perusahaan asal Amerika Serikat, AIVITA Biomedical, kini ramai diperbincangkan oleh publik lantaran digandeng oleh Terawan Agus Putranto dalam pengembangan Vaksin Nusantara. Vaksin yang diinisiasi oleh eks menteri kesehatan itu rencananya digunakan untuk menangkal penyakit COVID-19.
Publik terkejut dengan informasi ini lantaran Terawan tidak pernah terbuka mengenai awal mula pembuatan vaksin tersebut. Vaksin Nusantara menggunakan metode sel dendritik yang dikembangkan oleh perusahaan berbasis di Irvine, California itu. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pengobatan pasien kanker otak, namun kini coba dikembangkan untuk pembuatan vaksin COVID-19.
Mengutip situs resminya, AIVITA resmi berdiri pada 2016 lalu. Perusahaan tersebut dipimpin oleh ilmuwan yang mengedepankan metode sel punca, Prof. dr. Hans Keirstead PhD.
"Fokus utama AIVITA adalah pada vaksin khusus pasien untuk pengobatan kanker stadium lanjut dan pencegahan COVID-19. Vaksin terdiri dari sel dendritik autologus yang diisi dengan sel tumor autologus atau antigen SARS-CoV-2, yang mengarahkan sistem kekebalan pasien untuk mencari dan menghancurkan sel-sel yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan penyebaran penyakit," demikian isi profil di situs resmi perusahaan bioteknologi tersebut yang dikutip, Kamis (25/2/2021).
Dari semula ada di Negeri Paman Sam, teknologi sel dendritik itu kemudian diboyong ke Indonesia. Pada 22 Oktober 2020, Terawan yang masih duduk sebagai Menkes menyaksikan penandatanganan kerja sama uji klinis vaksin sel dendritik Sars-CoV-2.
Penandatanganan kerja sama di ruang Dr. J. Leimena, Kementerian Kesehatan. Dokumen diteken oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan, dr. Slamet, MHP dengan General Manager PT Rama Emerald Multi Sukses, Sim Eng Siu. Lalu, bagaimana awal mula AIVITA bisa diboyong ke Indonesia?
Baca Juga: Ahli Biomolekular: Vaksin Nusantara Gunakan Metode Rumit dan Mahal
1. Proposal vaksin COVID-19 dengan sel dendritik dibawa ke Indonesia oleh dr. Taruna Ikrar
Menurut sumber IDN Times, proposal mengenai pengembangan vaksin COVID-19 menggunakan teknologi sel dendritik dibawa oleh dr. Taruna Ikrar. Ia diketahui pernah bekerja di AIVITA Biomedical Inc sebagai peneliti vaksin ilmiah dan klinis sejak 2017 lalu.
Dalam wawancara dengan Majalah Tempo 14 November 2020, Taruna mengakui memiliki hubungan dekat dengan Terawan. Bahkan, Terawan pula yang memberikan rekomendasi kepada Presiden Jokowi agar nama Taruna dilantik sebagai Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Mengutip situs resmi KKI, mereka bertugas melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar profesi dokter dan dokter gigi, dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing.
Belakangan, susunan anggota KKI yang dilantik Jokowi menuai protes dari tujuh organisasi dan asosiasi profesi kedokteran, termasuk PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), David S Perdanakusuma pada Agustus 2020 lalu mengatakan, dalam penyusunan anggota KKI Terawan tak meminta masukan kepada organisasi dan asosiasi. Mereka baru mengetahui susunan nama anggota KKI sehari sebelum dilantik oleh presiden.
"Sebetulnya secara fungsional saya konsultan Menteri Kesehatan (Terawan). Saya konsultan untuk bidang penelitian, teknologi kesehatan, dan globalisasi. Kalau di RSPAD Gatot Subroto, saya staf ahli beliau. Itu jabatan fungsional saya," ujar Taruna kepada Majalah Tempo tahun lalu.
Bahkan, Taruna juga menyebut, sejak Terawan dilantik sebagai Menkes 2019 lalu, ia langsung diminta untuk membantunya.
Sementara, kedekatan antara Taruna dan CEO AIVITA Biomedical, terlihat dari dua foto yang diunggahnya di akun media sosial. Foto pertama diunggah pada 16 Agustus 2020 lalu di kantor AIVITA di California.
Foto kedua diunggah pada 19 Oktober 2020 yang menggambarkan Taruna sedang berada di dalam jet pribadi bersama CEO AIVITA Biomedical.
Momen tersebut terjadi tiga hari sebelum diteken kerja sama antara AIVITA, Kemenkes, dan PT Rama Emerald Multi Sukses.
Di lini masanya, Taruna juga sudah menyampaikan mengenai teknologi pembuatan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik sejak 2 Agustus 2020 lalu. Saat itu ia sedang diwawancarai oleh stasiun tvOne.
"Sel dendritik disuntikan virus lalu disuntikan ke tubuh kembali, sehingga tubuh dendritic cell ini memproduksi antibodi. Ini juga bagus karena aman juga. Saya rasa di situlah fungsi ada uji klinis I, II dan III untuk memastikan efikasi, efektivitas dan keamanannya," tutur Taruna ketika itu.
Baca Juga: BPOM Sedang Evaluasi Data Uji Klinis Tahap I Vaksin Nusantara