Sebelum Resmi Dukung Prabowo, AHY Kirim Pesan Pamitan ke Puan
Partai Demokrat merasa lebih nyaman dengan Prabowo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat mengirimkan pesan khusus ke Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani sebelum menyambangi kediaman Prabowo Subianto. Di dalam pesan itu, AHY menyampaikan poin hasil rapat Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat yang memberikan instruksi agar merapat ke kubu Gerindra ketimbang PDIP.
"Jadi, begitu rapat MTP selesai pada Minggu kemarin dan keputusan diambil, Mas AHY sebagai ketum mengirimkan pesan dan pamit ke Mba Puan. Di situ tertulis 'Mba Puan, kami telah begini-begini dan seperti ini. Telah terjadi dialog, diskusi yang cukup panjang tapi karena waktu yang sangat terbatas, MTP harus mengambil keputusan. Maka kami memutuskan mohon maaf belum bisa bersama pada 2024 mendatang," ungkap Ketua Mahkamah Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Hinca Panjaitan kepada media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (18/9/2023).
AHY juga meminta agar komunikasi dan silaturahmi dapat tetap terjaga untuk membangun negeri bersama-sama. Pesan pendek itu pun langsung direspons oleh Puan. Putri Megawati Soekarnoputri itu mengucapkan terima kasih.
"Mba Puan pun juga sepakat tetap menjaga tali silaturahmi dan komunikasi. Saya kira komunikasi mereka berdua sangat bagus. Sesama putra-putri dan anak presiden. Saya kira ini contoh yang baik dan menarik," tutur dia.
Ia menambahkan melalui praktik komunikasi itu, Demokrat ingin menunjukkan etika politik yang beradab. "Karena kami dari MTP selalu minta kepada ketum untuk mengkomunikasikan kepada siapa Anda berkomunikasi, selalu sampaikan kalau kau datang tampak muka maka pulang harus tampak punggung," ujarnya lagi.
Baca Juga: SBY Temui Prabowo di Hambalang: For You, Saya Siap Turun Gunung!
1. Komunikasi dengan PDIP berjalan lambat
Hinca mengatakan bahwa MTP memberikan waktu yang sangat pendek bagi DPP Demokrat melakukan komunikasi ke dua kubu yakni dua minggu. Selama waktu itu, Demokrat berkomunikasi intens dengan koalisi Gerindra dan PDIP.
"Di minggu pertama sama hangatnya dan berjalan intensif. Nah, di minggu kedua mulai sedikit melambat di sebelah sana (PDIP). Di sebelah sini (Gerindra) malah terus makin kencang," kata dia.
Alhasil, dalam rapat MTP yang digelar secara marathon pada Minggu kemarin, diputuskan arah kebijakan Demokrat merapat ke koalisi Prabowo.
Sementara, salah satu penyebab koalisi Demokrat dan PDIP tak berhasil terwujud lantaran parpol berlambang banteng hitam dan moncong putih itu memberikan syarat tertentu. Anggota MTP, Syarif Hasan mengatakan Demokrat menginginkan adanya pertemuan lebih dulu antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri. Baru setelah itu bisa ditentukan dukungan resmi bagi Ganjar Pranowo.
Tetapi, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto justru memberikan syarat sebaliknya. Pertemuan SBY-Mega baru dapat terwujud bila Demokrat secara resmi mendukung Ganjar.
"Padahal, kami menganggap dukungan dan pertemuan itu suatu hal yang berbeda, gitu," ujar Syarif kepada IDN Times melalui telepon pada Minggu malam kemarin.
Baca Juga: Cerai dari Anies, Demokrat Dukung Prabowo di Pemilu 2024