Timnas AMIN Sebut Dugaan Penggelembungan Suara Terjadi di 36 Provinsi
Timnas AMIN juga sebut politisasi bansos pengaruhi warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Anies-Muhaimin (AMIN), Bambang Widjojanto, menemukan adanya dugaan praktik penggelembungan suara yang menguntungkan paslon tertentu pada pemilu 2024. Dugaan itu bahkan disebut Bambang terjadi di 36 provinsi di seluruh Indonesia.
"Kemarin, di press conference-nya dari 38 provinsi, 36 (provinsi) yang terjadi yang disebut kecurangan itu atau penggelembungan suara. Ada sekian banyak kabupaten, sekitar 200 kalau tidak salah, nanti datanya ada. Dengan begitu nanti bisa dilihat masifitasnya seperti apa," ujar Bambang ketika menjawab pertanyaan IDN Times di Jakarta pada Sabtu (17/2/2024).
Ia kemudian menunjukkan salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di DKI Jakarta, paslon nomor urut dua hanya memperoleh 74 suara. Tetapi, di data milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) paslon Prabowo-Gibran meraih 748 suara.
"Jadi, bukan sekedar salah menulis. Karena mestinya sistem Artificial Intelligence (AI) IT yang dimiliki oleh KPU seharusnya bisa membaca bila per TPS tertulis lebih dari 300 suara, maka seharusnya tidak bisa diinput. Tapi, itu kenyataannya bisa diinput di atas 300," kata mantan pimpinan KPK itu.
Sehingga, ia menduga kuat sudah ada rekayasa tertentu di dalam sistem Si Rekap agar menguntungkan paslon tertentu.
"Jadi, kalau dari masalah fundamental begitu saja, KPU tidak bisa melakukan ya pantes saja kalau kami mencurigai dan indikasi kuat membangun sistem yang memang diotomatisasi," tutur dia lagi.
1. Bambang paparkan dugaan penggelembungan suara di Bandung lebih dari 2 persen
Lebih lanjut, Bambang menunjukkan contoh data TPS yang ada di Bandung, Jawa Barat. Timnas AMIN mengambil sampel dua persen dari populasi kota Bandung.
"Hasilnya ditemukan penggelembungan suara di atas 2 persen populasi. Baru sampel 2 persen tetapi kecurangan suaranya bisa di atas 2-3 persen," kata Bambang.
Namun, ia baru bisa memperhitungkan bila penghitungan suara konkret di Kota Bandung sudah rampung.
"Untuk penggelembungan di bawah 2 persen, itu sudah 1.500 suara. Maka, kalau di atas itu bisa mencapai puluhan ribu (suara). Itu baru di Kota Bandung saja," tutur dia lagi.
Baca Juga: Refly Harun: Paslon Pemilu yang Terbukti Curang Bisa Didiskualifikasi