Usai Gempa Bumi, Semua Napi di Lapas Donggala Kabur
Lapas di Donggala juga sempat dibakar oleh napi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Situasi di Rutan Donggala, Sulawesi Tengah usai digoyang gempa berkekuatan 7,4 SR pada Jumat (28/9) terlihat lebih ricuh. Sebagian bangunan rutan tidak hanya ambruk, namun para napi juga sempat memicu kebakaran di rutan tersebut.
Data dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan HAM menunjukkan di Rutan Donggala ada 343 napi, walaupun kapasitasnya hanya 108 napi. Jumlah penghuni rutan melebihi kapasitasnya? Jelas. Hal itu juga diakui oleh Dirjen PAS, Sri Puguh Budi Utami.
Namun, menurutnya, selama ini walaupun dihuni oleh napi dalam jumlah berlebih, tidak ada gangguan berarti. Bahkan, angka berlebih itu tidak hanya ada di Rutan Donggala saja. Gambaran tidak jauh berbeda juga terlihat di Lapas Klas IIA Palu dan rutan Palu.
Menurut Sri, gangguan baru muncul pasca terjadi gempa bumi. Alhasil, semua napi yang ada di Rutan Donggala memilih kabur.
"Tapi yakinlah ketika mereka lari, itu disebabkan karena mereka takut terhadap guncangan gempa, masalah nyawa dan kemanusiaan," ujar Sri ketika memberikan keterangan pers pada Senin (1/10) di gedung Dirjen PAS, Veteran, Jakarta Pusat.
Lalu, kalau seluruh penghuni Rutan Donggala kabur, bagaimana cara petugas menangkap mereka kembali?
Baca Juga: Begini Kronologi Napi di Palu, Menyelamatkan Diri Dari Gempa Bumi
1. Rutan Donggala kosong karena semua napinya kabur usai gempa bumi
Kaburnya semua napi di rutan Donggala, Sulteng, dikonfirmasi oleh Dirjen PAS, Sri Puguh Budi Utami. Apalagi sebelum rutan itu kosong, sempat terjadi peristiwa kebakaran.
"Pada Minggu kemarin, (Rutan) Donggala kosong. Kami belum mendapatkan informasi. Karena kebakaran itu, akhirnya rutan kosong," kata Sri pada siang tadi.
Namun, ia tidak mengetahui secara jelas siapa pelaku kebakaran dan bagaimana peristiwa itu bermula. Berdasarkan cerita dari kepala rutan, ratusan napi masih bersedia mengikuti arahan dari petugas rutan.
"Tetapi, ketika ada getaran berikutnya (gempa) dan mereka mendengar pusat gempa ada di Donggala, mereka panik," tuturnya lagi.
Sri menjelaskan sebenarnya sudah ada proses negosiasi antara napi dengan pihak rutan. Namun, karena sebagian besar napi panik usai digoyang gempa, akhirnya peristiwa kebakaran itu tersulut.
Baca Juga: Ini 5 Masalah di Palu-Donggala Pasca-Gempa Versi Jokowi