TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral YouTuber Medy Renaldi Kesal ke Bea Cukai karena Mainan Megatron

Produk robot Megatron tertahan di Bea Cukai

YouTuber khusus mainan, Medy Renaldy. (Tangkapan layar YouTube Medy Renaldi)

Jakarta, IDN Times - Content creator khusus produk mainan, Medy Renaldi, mengisahkan pengalamannya yang kurang menyenangkan terkait Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan. Ia nyaris gagal mereview produk terbaru seri Transformers, Megatron dari Robosen, lantaran produk tersebut tertahan di Bea Cukai hampir dua pekan. 

Dikutip dari akun media sosial X-nya, Medy mengatakan, produk Megatron Robosen itu sudah dikirim dari Hong Kong pada 15 April 2024. Seharusnya, ia dan content creator lainnya yang bekerja sama dengan Robosen, secara serempak mengunggah video Megatron terbaru itu di YouTube pada 25 April 2024. 

"Tapi... paket Megatron ini masih nyangkut di Bea Cukai. Update terakhir yang saya dapatkan di website-nya hanya ini. Harusnya per tanggal 25 kemarin, saya udah upload videonya berbarengan dengan content creator di seluruh dunia yang bekerja sama dengan pihak Robosen," cuit Medy di X, dikutip Sabtu (27/4/2024). 

Medy telah memberikan izin kepada IDN Times untuk mengutip ulang pengalaman pribadinya itu. Berdasarkan status pengirimannya, pada 23 April 2024, Bea Cukai meminta kepada Medy mengirimkan bukti bayar dan invoice pembelian senilai 1.699 dolar Amerika Serikat (AS) itu.

Namun, menurut Medy, harga jual Megatron yang seharusnya ia terima hanya 899 dolar AS. Medy pun mencoba menghubungi Bea Cukai, baik melalui telepon maupun live chat. 

"Tapi hasilnya nihil. DM Instagram pun sama. Padahal dapat info kalau BC (Bea Cukai) cukup responsif di IG," tutur dia. 

1. Produk Megatron Robosen bukan dibeli Medy dari Hong Kong

Lebih lanjut, Medy melampirkan bukti pembicaraannya dengan Bea Cukai melalui Instagram. Pihak Bea Cukai meminta Medy membayar bea masuk produk Megatron Robosen.

Medy mengaku bingung, lantaran ia tidak membeli produk tersebut. Mainan itu dikirim dari produsen di Hong Kong untuk di-review. Bahkan, bea masuk 1.699 dolar AS, merupakan nominal untuk produk yang berbeda. Menurutnya, nilai tersebut merujuk ke produk Grimlock. 

"Agak bingung juga sih waktu ditanyakan invoice pembeliannya. Karena memang ini dikirimkan bukan dibeli," kata dia. 

Curhat Medy di akun media sosial pun viral dan menarik perhatian warganet. Utas yang ditulis Medy hingga Sabtu malam telah mendapatkan impresi 2,3 juta views

Warganet kemudian menyarankan Medy mencantumkan bukti chat dengan pengirim produk dari Hong Kong. Ia mengaku sudah menunjukkan bukti chat tetapi prosesnya tetap lama. 

Baca Juga: Dapat Bantuan Alat Belajar dari Korsel, Ditagih Bea Cukai Ratusan Juta

2. Staf khusus Menkeu Sri Mulyani turun tangan untuk menyelesaikan

Respons Staf Khusus Menteri Keuangan, Prastowo Yustinus merespons keluhan Medy Renaldy. (Tangkapan layar X)

Sementara, staf khusus Menteri Keuangan, Prastowo Yustinus langsung merespons keluhan Medy di kolom komentar. Ia mengatakan telah meneruskan dan berkoordinasi dengan petugas Bea Cukai di Soekarno Hatta. 

"Saat ini sedang proses verifikasi akhir dan segera tuntas," cuit Prastowo di kolom komentar Medy. 

Namun, respons Prastowo itu membuat warganet semakin geram. Sebab, keluhan yang disampaikan Medy terkait kinerja petugas Bea Cukai bukan sekali ini saja terjadi. Mereka meminta agar peristiwa itu diselesaikan dengan perbaikan sistem. 

"Masak diselesaikannya per kasus. Padahal, ini masalah sistemik. Institusinya dong yang dibenerin," kata seorang warganet. 

"Kalau diselesaikannya kasus per kasus seperti ini not good at all, Pak. Kalau rakyat kecil dan tidak punya kekuatan di media sosial mendapati hal yang sama, bagaimana?" tanya warganet lainnya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya