TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wacanakan Munaslub, Senior Golkar Lawrence Tidak Takut Dipecat

Lawrence dipanggil Dewan Etik Golkar hari ini

Politisi senior Partai Golkar, Lawrence Siburian ketika memberikan keterangan pers di Hotel Sultan. (Dokumentasi Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Salah satu politikus senior Partai Golkar, Lawrence TP Siburian, mengatakan meski ia dipanggil Dewan Etik Golkar, Senin (17/7/2023), bukan berarti wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) bakal redup. Justru ia akan menggulirkan wacana Munaslub tetap ada.

Menurut dia, Golkar harus meminta pertanggung jawaban Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, terkait melorotnya elektabilitas parpol berlambang pohon beringin warna hijau itu. Berdasarkan data yang ia pegang, elektabilitas Golkar kini tersisa di angka 6 persen. 

"Saya kira itu (wacana Munaslub) sudah saya sampaikan pada Kamis yang lalu. Itu adalah satu keputusan. Jadi, begitulah kira-kira (akan tetap melanjutkan wacana Munaslub)," ungkap Lawrence di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat. 

Ia mengikuti pertemuan tertutup dengan pimpinan Dewan Etik selama 2,5 jam hari ini. Lawrence berharap Munaslub bisa terealisasi secepatnya. Apalagi waktu pendaftaran capres dan cawapres ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersisa tiga bulan lagi. 

"Secepatnyalah (Munaslub), karena waktunya kan tinggal kurang dari tiga bulan lagi untuk pembentukan koalisi dan pendaftaran capres-cawapres," kata kader yang sudah berada di Golkar lebih dari 40 tahun itu. 

Sebelumnya, Dewan Pakar Partai Golkar memberikan tenggat waktu kepada Airlangga untuk mengumumkan cawapres pada akhir Agustus 2023. Selain itu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut turut diminta membentuk poros baru di luar dari koalisi yang sudah terbentuk. 

Apakah Lawrence tidak khawatir bakal dipecat dari Partai Golkar?

Baca Juga: Dorong Munaslub, Politisi Senior Dipanggil Dewan Etik Golkar

1. Lawrence mengaku sudah pernah dipecat dari Golkar lalu dipulihkan lagi

Politisi senior dari Partai Golkar, Lawrence TP Siburian ketika dipanggil oleh Dewan Etik Partai Golkar. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Lawrence mengaku tidak takut bila konsekuensi menggulirkan Munaslub berujung pemecatan dirinya dari keanggotaan Golkar. Sebab, ia sudah pernah mengalami hal serupa ketika terjadi dualisme kepemimpinan partainya. Ketika itu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono sama-sama mengklaim menjadi ketua umum Golkar. 

"Saya itu dulu sudah pernah dipecat dari Partai Golkar oleh Pak Ical (Aburizal Bakrie) dan Idrus Marham, ketika terjadi konflik antara Pak Idrus Marham dengan Pak Agung Laksono, tapi saya dipulihkan lagi sebagai kader oleh Pak Agung Laksono," kata Lawrence menjawan pertanyaan IDN Times

Ketika di kepemimpinan Agung Laksono, Lawrence diberi kepercayaan untuk menjabat di posisi Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM, serta Ketua Mahkamah Partai. 

"Saya dipulihkan (menjadi kader) oleh Pak Agung Laksono. Malah saya dijadikan Ketua DPP Bidang HAM dan Ketua Mahkamah Partai. Jadi, di satu sisi saya pernah diberhentikan, tapi di sisi lain saya pernah mengalami diangkat lagi. Jadi, pecat-memecat itu biasa saja," katanya. 

Lawrence menggarisbawahi, yang terpenting dalam partai sudah ada aturan main pemberhentian dan pemulihan kembali sebagai kader. 

2. Airlangga diminta bertanggung jawab elektabilitas Golkar melorot hingga tersisa 6 persen

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Lawrence berharap Airlangga mempertanggungjawabkan kebijakannya, sehingga mengakibatkan elektabilitas Golkar melorot dari semula 14,75 persen pada 2019 menjadi 6 persen pada 2023. Oleh sebab itu, ia menepis ada kepentingan lain di balik menggulirkan wacana Munaslub. 

"Ini semata-mata kecintaan kami terhadap Partai Golkar, karena kami tidak ingin Golkar terpuruk. Karena begini, kita kehilangan elektabilitas 8 persen. Kita harus evaluasi, kok bisa dari elektabilitas 14,75 persen menjadi 6 persen. Mengapa bisa begitu?" tanyanya. 

Lawrence pun berharap DPP Partai Golkar dan Airlangga bisa memberikan penjelasan mengapa bisa terjadi penurunan elektabilitas yang drastis. "Jadi, sebenarnya apa yang dikerjakan?" tutur dia. 

Ia menambahkan wacana untuk menggulirkan Munaslub baru terpikirkan ketika melihat situasi elektabilitas Golkar yang semakin terpuruk. "Kan kita bisa melihat Golkar sekarang ini sedang menuju kehancuran," ujarnya. 

Baca Juga: Politisi Senior: Elektabilitas Airlangga 1 Persen, Koalisi Sama Siapa?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya