WHO: Proses Observasi yang Dilakukan Indonesia Sudah Taat Prosedur
WHO puji kemampuan RI tangani pemulangan WNI dari Wuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perwakilan WHO di Indonesia, Dr. Paranietharan memuji cara pemerintah dalam menangani pemulangan warganya dari Wuhan, Tiongkok. Total ada 243 WNI yang terdiri dari mahasiswa dan kru pesawat Batik Air yang ikut dipulangkan ke Tanah Air. Kendati pemerintah menyebut mereka dalam kondisi sehat, tetapi mereka tetap harus diobservasi selama dua pekan di Kepulauan Natuna.
Selama di Kepulauan Natuna, ratusan WNI itu bermukim di dalam hanggar pesawat. Di area tersebut telah disulap untuk bisa menampung ratusan orang dan dijaga kehigienisannya. Bahkan, Dr. Paranietharan ikut terbang ke Natuna untuk mengecek bagaimana cara Indonesia menangani WNI yang kembali dari Provinsi Hubei, termasuk Wuhan.
"Pemerintah Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari Tiongkok terkait corona,” ujar Dr. Paranietharan seperti dalam keterangan tertulis yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (15/2).
Hasilnya, selama proses observasi, tidak ada satu pun WNI yang menunjukkan gejala terjangkit virus tersebut. Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tak perlu khawatir untuk berinteraksi dengan ratusan WNI begitu mereka kembali ke daerah asalnya.
"Kami jamin dan pastikan mereka sehat,” kata dia lagi.
Lalu, apa saja prosedur yang dilalui oleh WNI selama berada diobservasi di Natuna?
Baca Juga: Usai Diobservasi, WNI Dari Natuna akan Dijadikan Duta Kesehatan
1. Selama diobservasi di Natuna, WNI dari Tiongkok diperiksa kesehatan dua kali dalam sehari
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, ratusan WNI yang diobservasi, diperiksa kesehatannya dua kali dalam sehari. Pemeriksaan dilakukan pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Sehingga, apabila ada yang sakit, pasti sudah diketahui.
Selama berada di Lanud Raden Sadjad, Natuna, pemerintah telah menyiapkan 10 tenda, yang terdiri dari tujuh tenda yang dihuni oleh laki-laki dan sisanya perempuan. Sementara, 27 tim penjemput, termasuk 15 kru Batik Air ditempatkan terpisah dan tidak di dalam satu hanggar yang sama.
Berada dua pekan di Natuna, pemerintah mengisi dengan berbagai program. Salah satunya rutin olah raga pagi.
Mereka juga terlihat melakukan permainan tradisional seperti engklek dan sempat menikmati pemandangan Natuna dari area hanggar. Sebagian aktivitas mereka diabadikan di akun media sosial Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: WHO: Vaksin untuk Atasi Virus Corona Baru Tersedia 1,5 Tahun Lagi