TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Cara Meningkatkan Critical Thinking di Era Pemilu

Founder Bijak Memilih tekankan pentingnya berpikir kritis

Pembaian Materi Critical Thinking di Era Pemilu. (IDN Times/ Sherlina Purnamasari)

Jakarta, IDN Times - CEO dan Co-Founder Think Policy dan Co-Initiator Bijak Memilih, Adhyta Firselly Utami, memaparkan mengenai pentingnya berpikir kritis, terutama dalam menghadapi Pemilu 2024 yang tengah berlangsung saat ini. 

"Berpikir kritis pada intinya adalah tentang memproses cepat otak lamban secara intuitif," kata Andhyta dalam pemaparan materi bertemakan “Nurturing Critical Thinking in The Election Year” di kantor IDN Times, IDN Media HQ, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Di awal pemaparan, Andhyta menjelaskan tentang kesadaran kritis untuk berideologi. Menurutnya, sistem satu (otak cepat) dan sistem dua (otak lamban) harus berkolaborasi untuk mengaktivasi keduanya. 

Terkait Pemilu 2024, Andhyta mengimbau masyarakat untuk kritis menyikapi isu-isu yang beredar di media. Berikut 4 hal untuk meningkatkan critical thinking di masa pemilu. 

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terkini Pemilu 2024

1. Pelajari partai-partai politik yang mendukung kebijakan tertentu

Bendera partai politik peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam pemaparannya, Andhyta menjelaskan bahwa masyarakat perlu mengetahui bagaimana suatu partai politik menyetujui kebijakan tertentu.

Menurutnya, sikap kritis masyarakat dapat menjadi kunci utama dalam mencari pemimpin terbaik. 

“Cari tahu partai-partai mana saja yang patuh dengan undang-undang,” tuturnya.

2. Tingkatkan skeptisme terhadap isu-isu yang beredar

Ilustrasi partai politik peserta pemilihan umum (pemilu) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Isu yang beredar di masa pemilu banyak yang menyesatkan, sehingga sikap skeptis dapat membantu masyarakat memilih informasi yang tepat. 

“Masalah bikin orang marah, tapi enggak bergerak,” kata Andhyta.

Baca Juga: Mahfud Tak Takut Isu Wadas Diangkat di Debat, Tak Ada Pelanggaran HAM

3. Kurangi pesimisme terhadap perubahan sistem

(IDN Times/Sukma Shakti)

Sistem politik yang berubah-ubah kerap membuat masyarakat pesimis. Founder ThinkPolicy Bijakmemilih.id itu menjelaskan bahwa masyarakat harus mengubah pola pikir yang lebih optimis pada politik Indonesia. 

“Kita harus merasa ini bisa diubah dulu, baru bisa diubah,” tambahnya.

Baca Juga: Setor LADK, Biaya Kampanye Pemilu 2024 di KBB Paling Besar Rp1 Miliar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya