TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Sampah Plastik, Produsen Diminta Pakai Kemasan Ramah Lingkungan

Sampah plastik ancam keselamatan biota laut dan manusia

Tim BRUIN melakukan sensus sampah plastik, Kamis (11/1/2024). Dok: BRUIN

Jakarta, IDN Times - Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) menemukan 25.733 sampah plastik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi yang ada di Indonesia, dengan total 64 titik. Limbah kemasan plastik (sachet) jadi sampah plastik terbanyak yang mendominasi hasil temuan tersebut. 

Kemasan plastik yang dikumpulkan rata-rata memiliki label yang bersumber dari produsen Wings Food, Unilever, Indofood, Mayora, PT Santos Jaya Abadi, Unicharm, P&G, Garuda Food, dan Ajinomoto.

“Adanya 10 pencemar plastik terbanyak di perairan Indonesia, menunjukkan pemerintah ke depan harus berkomitmen untuk tegas mengawasi pengelolaan sampah plastik oleh produsen dan menekankan penggunaan plastik,” kata Koordinator Sensus Sampah Plastik BRUIN M.Kholid B dalam siaran pers, yang dikutip Sabtu (13/1/2024).

Baca Juga: DLH DKI: 130 Ton Sampah Terkumpul Selama Malam Pergantian Tahun Baru

1. BRUIN minta pertanggungjawaban 10 produsen untuk kelola sampah sesuai aturan

BRUIN sensus sampah plastik (Dok.BRUIN)

Setelah mengumumkan hasil sensus tersebut, BRUIN meminta Extended Producer Responsibility (EPR) dari 10 produsen untuk mengelola sampah sesuai dengan peraturan pengelolaan sampah.

Kemudian, mengurangi jumlah penggunaan plastik dengan desain kemasan yang lebih ramah lingkungan

Menurut Valimaki (2020) dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Jember (2021), penggantian bahan baku utama kemasan dapat menghemat emisi karbon sebanyak 75 persen.

Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik di BSD City, Sinarmas Kerja Sama dengan Siklus

2. Sampah plastik di perairan ancam keselamatan biota laut dan kesehatan manusia

Sampah plastik jenis MLP yang sudah dipres untuk didaur ulang (IDN Times/Sunariyah)

BRUIN mendesak pemerintah untuk menindak produsen-produsen nakal yang tetap menggunakan kemasan plastik sekali pakai, karena berpotensi merusak perairan Indonesia, sekaligus mengancam kesehatan masyarakat yang mengonsumsi hasil laut.

“Mikroplastik yang masuk ke perairan tawar dapat masuk ke pencemaran biota yang hidup di dalamnya, misalnya ikan. Oleh karena itu, mikroplastik dapat ditransfer ke dalam tubuh manusia melalui makan,” ungkap Founder Envigreen Society dan Peneliti Ecoton, Mochammad Alaika Rahmatullah. 

Baca Juga: 7 Negara Terbersih di Dunia 2023, Bebas dari Limbah!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya